Yang Benci Sekda, Manfaatkan Mutasi

Jumat 11-09-2015,13:42 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Handarujati Jamin Aman, Cecep Dukung Pergantian CIREBON – Pernyataan R Subagja, yang juga orang dekat Walikota Drs Nasrudin Azis terkait kepastian sekda tidak tersentuh mutasi, diamini Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Kota Cirebon M Handarujati Kalamullah SSos. Dia memastikan, mutasi pejabat eselon II di lingkungan Pemerintah Kota Cirebon tidak sampai menyentuh level sekda. “Saya komunikasi dengan beliau (walikota, red) lewat sambungan selulernya tidak membenarkan terkait pergantian sekda. Paling yang berlaku untuk mutasi itu hanya di pos-pos kosong saja. Oleh karena itu, kami juga bingung dengan kabar tersebut,” ujar Handaru kepada Radar, Kamis (10/9). Dia mengatakan, hubungan walikota dengan sekda bagus dan koordinasi tetap berjalan. Jadi, isu yang dimunculkan mengenai pergantian sekda, mungkin karena ada orang tidak suka dengan sekda. Mungkin hasil evaluasi BK Diklat untuk melakukan mutasi dimanfaatkan orang-orang tertentu. “Harap maklum lah, namanya juga jabatan. Orang yang tidak bertanggung jawab itu mungkin memanfaatkan peluang mutasi dengan isu mengganti sekda. Padahal mutasi yang akan digelar hanya menyentuh eselon III dan IV untuk mengisi kekosongan jabatan,” ucapnya. Ditambahkannya, komunikasi terakhir dengan walikota kemarin siang, hanya menginformasikan mengenai perkembangan mutasi dan calon wakil walikota saja. Kabar mengenai pergantian calon wawali juga tidak benar. Sebab, keputusan calon wawali itu sudah dipastikan ke Dra Hj Eti Herawati. “Jadi sekali lagi saya tegaskan bahwa mutasi tidak sampai menyentuk level sekda,” pungkasnya.  DEWAN KRITIK BAGJA Ada yang mendukung, ada juga mengkritik pernyataan Kepala Rumah Tangga Rumdin Walikota R Subagja. Didi Sunardi dari fraksi PDIP mengkritik statemen Bagja yang dianggap offside dengan memberikan pernyataan yang sebenarnya bukan porsinya sebagai kepala rumah tangga rumdin walikota. “Kepala rumah tangga kok ngomentari pergantian sekda, itu bukan tupoksinya. Bagja harusnya fokus ngurus rumdin walikota,” tegasnya. Harusnya, menurut Didi, yang punya kewenangan adalah walikota atau paling tidak bagian Humas. Ibarat pertandingan bola, Bagja sudah offside dengan mengomentari sesuatu yang bukan kapasitasnya. Terpisah, pemerhati pemerintahan, Budi Santoso SH juga mengkritik Bagja yang menangkis perihal sekda akan diganti. Jika memang dia sebagai kepala rumah tangga rumdin walikota, harusnya fokus dengan tugas kerumahtanggaan. Kinerja sekda, kata Budi, adalah sesuatu yang wajar jika memang walikota mengevaluasi, termasuk kinerja yang selama ini kurang maksimal mengelola pemerintahan. Mulai dari ketidakmampuan mengurus Walikota Ano Sutrisno saat dirawat di RS Siloam, amburadulnya mutasi awal tahun 2015, SPPD PNS di lingkungan Setda tidak terbayar, hingga rendahnya penyerapan anggaran APBD. “Walikota tidak perlu ragu kalau memang tidak puas dengan kinerja sekda, meskipun walikota termasuk awal yang mendorong Asep Dedi menjadi sekda. Tapi dalam perjalanannya tidak memuaskan, maka walikota mesti berani mengambil sikap,” ujarnya. Dukungan penggantian sekda juga mengalir dari internal Demokrat. Sekretaris DPC Partai Demokrat Kota Cirebon, Dr Cecep Suhardiman SH MH mengingatkan walikota untuk memiliki keberanian mengevaluasi kinerja sekda. “Kalau memang perlu diganti, demi peningkatan kinerja birokrat mengapa walikota harus malu?” ujar Cecep. Seperti diketahui, sebelumnya, orang dekat Walikota Azis, R Subagja memastikan tidak ada pergantian sekda. Statemen itu sebagai bantahan bergulirnya isu rencana pergantian sekda. “Saya sudah bertanya ke bapak (Walikota Azis), jawabannya tidak benar. Justru bapak khawatir hal ini mengganggu hubungan baik dengan sekda dan jajaran SKPD,” ucapnya kepada Radar, Rabu (9/9). Nasrudin Azis, ujarnya, menginginkan SKPD yang solid dan mampu bekerja dengan baik. Dalam istilah pertandingan sepak bola, lanjutnya, para pejabat yang memimpin SKPD adalah mereka yang dianggap masuk kualifikasi tim impian. Namun, posisi tim impian itu belum direalisasikan dalam mutasi terdekat. Bagja menegaskan, mutasi terdekat hanya mengisi kekosongan saja. “Jangan sampai mengganggu stabilitas kota dengan isu pergantian sekda. Para SKPD sudah bekerja, dengan isu mutasi saja mereka cemas, apalagi pergantian sekda. Ini perlu diluruskan agar tidak mengganggu hubungan yang ada,” paparnya. (sam/abd)

Tags :
Kategori :

Terkait