Jokowi pun Langsung Disambut Cuaca Buruk

Sabtu 12-09-2015,09:39 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

SAAT badai menerjang Makkah, Presiden Jokowi dan rombongan tiba di Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi pada pukul 18.00 waktu setempat atau pukul 22.00 WIB. Sesuai jadwal, sedianya Presiden Jokowi akan disambut dengan upacara penghormatan kenegaraan oleh Raja Salman bin Abdulaziz. Tapi karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan, upacara kemudian dibatalkan. Presiden Jokowi dan rombongan kemudian langsung menuju tempat menginap selama berada di Jeddah. Pertemuan Presiden Jokowi dengan Raja Salman dijadwalkan berlangsung, Sabtu (12/9). Sebelumnya, sesaat sebelum bertolak ke Arab Saudi, Jokowi mengatakan kunjungannya ke Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Qatar mengusung agenda kerja sama ekonomi dan membahas perlindungan tenaga kerja Indonesia (TKI). “Tiga negara ini adalah mitra penting Indonesia,” ujarnya sesaat sebelum barangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma, kemarin. Beberapa pertemuan bilateral sudah diagendakan. Di antaranya, di Arab Saudi, Jokowi akan bertemu Raja Salman bin Abdulazis di Jeddah. Lalu, di Abu Dhabi bertemu Putra Mahkota UEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, dan di Doha akan bertemu Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani. Menurut Jokowi, tiga negara kaya itu sangat potensial menanamkan investasi di Indonesia, terutama di sektor minyak dan gas. Selain itu, sektor infrastruktur dan maritim juga tak kalah menariknya di mata negara petro dolar itu. “Kerja sama selama ini sudah baik, tinggal ditingkatkan,” katanya. Sebagai mantan eksporter mebel sukses, Jokowi selalu mencoba berperan sebagai marketer untuk produk-produk Indonesia. Untuk tiga negara itu, Jokowi siap menawarkan beberapa produk unggulan seperti alat utama sistem persenjataan (alutsista), maupun produk makanan halal. “Harapan kita, tiga negara ini bisa menjadi pintu masuk produk-produk Indonesia ke Timur Tengah,” ucapnya. Selain agenda ekonomi, Jokowi menyebut jika kunjungannya kali ini juga akan membahas skema perlindungan TKI. Saat ini, tercatat ada 1,4 juta TKI di Arab Saudi, UEA, dan Qatar yang sebagian besar bekerja di sektor informal. “Karena itu, kita akan mendorong mereka dalam hal perlindungan TKI,” ujarnya. Dalam kunjungan hingga 15 September ini, Jokowi berangkat bersama Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.    Ibu Negara Iriana Jokowi tidak ikut dalam rombongan. Saat ditanya apakah hal itu dikarenakan kritik Wakil Ketua DPR Fadli Zon terkait kunjungan kerja presiden ke luar negeri yang biasanya mengajak istri dan anak, Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki menyebut jika dalam kunjungan kali ini, Ibu Negara memang tidak diagendakan ikut. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah berangkat lebih dulu ke Arab Saudi untuk menyiapkan pertemuan-pertemuan Jokowi. Dia membenarkan, bahwa dua fokus utama dalam pertemuan ini adalah ekonomi dan TKI. “Presiden akan membahas isu ekonomi. Sebagai gambaran, Ketiga Negara Teluk itu memiliki total Produk Domestik Bruto (PDB) senilai USD 1,6 triliun dolar. Secara umum, negara teluk menyimpan 24 persen cadangan minyak dan 18 persen cadangan gas dunia,” ujar Arrmanatha Nasir. Selain pembahasan soal topik utama, Jokowi dijadwalkan menandatangani tiga perjanjian. Pertama, perjanjian mengenai perjanjian bebas visa diplomat dan dinas di Qatar. Kedua, per­janjian kerjasama terkait tindak pidana perdagangan orang antara Indonesia, Qatar dan Uni Emirat Arab. “Terakhir, kesepakatan untuk membentuk strategi partnership antara Golf Coo­peration Council (GCC),” im­buhnya. (net/owi/nw/jpg)

Tags :
Kategori :

Terkait