CIREBON - Suasana tahun baru Imlek masih terasa. Serangkaian acara terus digelar di beberapa tempat. Seperti yang dilakukan Yayasan Santo Dominikus dan Komunitas Masyarakat Thionghoa Cirebon.
Ketua Panitia Komunitas Masyarakat Thionghoa Cirebon, Andi Riyanto Lie SE menyebutkan, kegiatan berlangsung tiga hari, tanggal 26-28 Januari di Santa Maria Cirebon. Acara pembukaan, kata dia, dilakukan di Aula TK Santa Maria. Diisi pemeriksaan dan pengobatan gratis. Sejak pukul 08.00 WIB sampai 11.00 WIB. Sejumlah masyarakat dari Pamujudan, Pagongan Timur, dan Kebon Syarif terlihat mendapatkan bantuan tersebut.
Menurut Andi kegiatan ini bukan hanya sekadar serangkaian perayaan Imlek. Melainkan sebagai wujud kepedulian Komunitas Masyarakat Thionghoa Cirebon, bersama Yayasan Santo Dominikus untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. “Penyelenggaraan kegiatan ini di sekolah untuk memberikan contoh kepada para murid, agar peduli terhadap sesama. Ini juga wujud kepedulian kami kepada masyarakat Cirebon yang membutuhkan,” paparnya.
Selebihnya, kata dia, selama dua hari ke depan (Jumat dan Sabtu) masih ada serangkaian kegiatan menarik lain. Di antaranya open house di Santa Maria, perlombaan catwalk, mewarnai, menggambar, menyanyi, tari kreasi, hunting foto, bazar sekolah, misa syukur pesta imlek, pentas seni dan kreativitas. Tak ketinggalan acara puncak Komunitas Masyarakat Thionghoa Cirebon akan digelar di Hotel Apita, Jumat (27/1) malam. Mengundang sekitar 3000 masyarakat Komunitas Masyarakat Thionghoa Cirebon.
“Acara perayaan Imlek di Hotel Apita dimulai pukul 18.00 WIB yang ditujukan untuk berbagi kepada sesama. Karena, masih banyak yang perlu dirangkul. Mereka mungkin belum pernah merayakan Imlek dengan meriah. Maka dari itu, kami rangkul bersama untuk merayakan Imlek,” kata Andi.
Dengan serangkaian acara bertemakan ‘Cerdas, Berbudaya, dan Persaudaraan Sejati’, Andi berharap kegiatan sosial semacam ini bisa terus ditingkatkan. Untuk membantu merangkul masyarakat yang kurang beruntung. “Saya ucapkan terima kasih kepada pihak sekolah yang sudah menyambut dengan baik pelaksaan kegiatan ini. Semoga kegiatan sosial bisa terus kami tingkatkan untuk membantu sesama,” tuturnya.
Wujud kepedulian berhenti pada aksi pemeriksaan dan pengobatan gratis. Ada aksi 1000 cinta Louisa, dilakukan dengan menggalang dana selama 30 hari.
“Dari pihak sekolah kami adakan aksi 1000 cinta Louisa. Bayi 4.5 bulan yang menderita Atresia Bilier dengan menggalang dana. Ini hari kelima, setiap kelas kami simpan boks sumbangan. Setiap siswa dianjurkan untuk menyisihkan uang saku mereka sebesar Rp1000 selama 30 hari,” kata Ketua Panitia Yayasan Santo Dominikus, Drs Ongko Sumedi. (nda/adv)