Simpan Sabu di Mesin Sepeda Motor

Selasa 15-09-2015,09:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Terungkap lewat Pelabuhan Lampung, Petugas Berhasil Sita 57,7 Kg Barang Bukti JAKARTA- Mafia narkotika internasional kian kreatif dalam menyelundupkan barang haram. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) dan Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkap penyelundupan 57,7 kg sabu-sabu di Pelabuhan Panjang, Bandar Lampung. Uniknya, penyelundupan tersebut dilakukan dengan modus baru, yakni memasukkan sabu ke mesin sepeda motor, cartridge toner, alat pemotong rumput dan pompa air. Ada 15 tersangka yang ditangkap dalam rentang waktu Juli hingga Septermber. Belasan orang itu terdiri dari sebelas warga negara Indonesia (WNI) dan empat warga negara asing (WNA) Nigeria dan Jamaika. Mafia ini diduga merupakan jaringan narkotika Nigeria dan China. Sesuai kronologi DJBC, pada 3 Juli dalam pemeriksaan x-ray dan ionizer diketahui terdapat sabu di dalam 12 buah cartridge toner yang ada dalam sebuah kontainer. Lalu, pada 29 Juli ditemukan modus yang sama sabu di dalam enam cartridge toner, tiga gas blower, empat mesin pemotong rumput dan dua pompa air. Direktur Jenderal Bea Cukai, Heru Pambudi, menuturkan, selang sehari kemudian, pada 30 Juli kembali ditemukan sabu di dalam enam mesin pompa air dan 27 mesin sepeda motor. Barang-barang tersebut ditemukan dalam kontainer yang berbeda dan dikirim di hari yang berbeda. “Sepertinya, memang ada usaha memecah semua narkotika tersebut. Total berat narkotika itu saat dihitung mencapai 57,7 kg,” paparnya. Narkotika tersebut semua­nya diselipkan ke dalam mesin-mesin yang terdapat ruang kosongnya. Hal terse­but menunjukkan bahwa mafia narkotika ini sangat profesional, hingga menggunakan modus yang baru tersebut. “Modus seperti ini mengkhawatirkan, karena sulit untuk mendeteksinya. Jumlah kontainer di setiap pelabuhan itu mencapai ribuan,” tuturnya. Modus tersebut juga membuat petugas mulai menyadari adanya perubahan jalur penyelundupan narkotika. dari awalnya bandara yang menjadi sasaran, kini jalur laut lebih banyak digunakan dan masuk melalui pelabuhan. “Ini harus diantisipasi setiap petugas bea cukai. Kami harus lebih waspada,” terangnya. Selain pelabuhan resmi, lanjut dia, ada kemungkinan penyelundup narkotika jalur laut ini menyasar berbagai pelabuhan ilegal di Indonesia. Tentunya, upaya tersebut harus diantisipasi. “Kami bekerjasama dengan BNN untuk mengawasi pelabuhan-pelabuhan ilegal tersebut,” jelasnya. Sementara Direktur Pemberantasan BNN Irjen Dedi Fauzi L Hakim menjelaskan, kontainer-kontainer tersebut dipastikan dikirim dari Tiongkok. Setelah ditelusuri, dipastikan penyelundupan ini merupakan upaya mafia narkotika di Tiongkok. “Mereka bekerjasama dengan mafia narkotika Nigeria. Itu terlihat dari tersangka yang telah ditangkap,” paparnya. (idr)

Tags :
Kategori :

Terkait