Wajah Utuh, Calhaj Bisa Dikenali

Selasa 15-09-2015,09:38 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Tiga Jamaah Lagi Diketahui Wafat setelah Daker Makkah Menyisir Pemulasaraan Jenazah di Wilayah Mina MAKKAH- Calon jamaah haji (calhaj) asal Indonesia yang menjadi korban wafat jatuhnya crane di Masjidilharam, satu per satu ditemukan. Senin dini hari (14/9), petugas misi haji menemukan tiga lagi jamaah Indonesia yang meninggal dan berada di pemulasaraan jenazah di Al Muaisim, Mina. Sehingga total CJH Indonesia korban crane menjadi 10 orang. Kepala Daker Makkah, Arsyad Hidayat mengatakan meninggalnya tiga jamaah itu diketahui setelah tim Perlindungan Jamaah Daker Makkah melakukan verifikasi dan identifikasi di pemulasaran jenazah di Al Muaisim. “Tim melakukan verifikasi dan identifikasi hingga pukul 01.00 dini hari Waktu Arab Saudi,” kata dia kepada Jawa Pos (Radar Cirebon Group). Tiga jamaah yang menjadi korban meninggal, yaitu Sriyana Marjo Sihonom berjenis kelamin laki-laki dari kelompok terbang (Kloter) Solo (SOC) 27, Masadi Saiman Tarimin berjenis kelamin laki-laki dari Kloter SUB 38, dan Siti Rukayah Abdus Somad Dasimon berjenis kelamin perempuan dari Kloter SUB 39. Arsyad tak memastikan ketiga korban sempat dirawat di rumah sakit sebelum meninggal. Tim Perlindungan Jamaah Daker Makkah tak mendapatkan informasi atau nama ketiga jamaah di rumah sakit-rumah sakit di Makkah. Hanya saja, dia menjelaskan kondisi korban meninggal semuanya karena mengalami luka di bagian kepala. Namun, kondisi wajah dan tubuh masih utuh, sehingga bisa dikenali. “Ini nama baru, belum ada dalam daftar yang luka sebelumnya. Tapi, sebagian dari tiga termasuk jamaah yang dilaporkan tidak kembali ke pemondokan sejak kejadian crane,” kata Arsyad. Menurut Arsyad, Daker Makkah belum berhasil menghubungi keluarga ketiga jamaah tersebut hingga Senin dini hari. Karena itu, dia menyampaikan ke kantor wilayah daerah tempat tinggal korban agar segera menginformasikan kepada keluarga. Ditambahkan, Daker Makkah akan tetap membuka hotline untuk menerima laporan dari keluarga atau kloter mengenai jamaah yang hilang. Dia juga meminta kloter proaktif menyampaikan informasi soal ada jamaah yang belum pulang ke pemondokan sejak mobile crane ambruk pada Jumat (11/9). Tim Perlindungan Jamaah dan Kesehatan Daker Makkah masih akan terus memperbaharui data dan memonitor kondisi jamaah di rumah sakit milik Pemerintah Arab Saudi dan pemulasaran jenazah di Almuaisim.  “Sampai saat ini, belum ada jamaah yang dilaporkan hilang atau gaib,” kata dia. Sebanyak 42 jamaah asal Indonesia juga mengalami luka sehingga perlu mendapatkan perawatan, baik di rumah sakit milik Pemerintah Arab Saudi atau Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Makkah. Sebanyak 18 jamaah yang mengalami luka sudah dirawat. “Untuk data dirawat belum berubah,” ujar Arsyad. CEK FASILITAS DI ARMINA Sementara itu, prosesi puncak ibadah haji akan berlangsung di Arafah, Mudzalifah, dan Mina (Armina) pekan depan. Pemerintah akan mengecek fasilitas tenda, karpet, dan pendingin ruangan (AC) di Armina sebelum pelaksanaan ibadah puncak dimulai.  “Kami akan cross check (fasilitas) terlebih dulu,” kata Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Abdul Djamil di Makkah kemarin. Djamil menerangkan pelayanan di Armina untuk jamaah haji asal Indonesia dilakukan oleh Muassasah Asia Tenggara. “Dia yang tanggung jawab terhadap fasilitas,” kata dia. Djamil menambahkan, tahun ini Muassasah berjanji akan mengganti hambal atau karpet tipis dengan karpet tebal. Khusus jamaah haji asal Indonesia, Muassasah juga akan memberikan fasilitas pendingin udara berupa AC atau water cooler. “Di Arafah, jamaah ditempatkan dalam kemah besar yang tidak ada pendingin, kita perlu tingkatkan kenyamanan jamaah,” ujar dia. Pada pertemuan dengan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi bulan lalu, kata Abdul Djamil, Ketua Muassasah Asia Tenggara Muhammad Amin Andragiri berjanji tenda-tenda untuk jamaah haji Indonesia bakal dilengkapi pendingin udara ketika prosesi wukuf. “Tahun ini kami bikin kontrak dengan Indonesia untuk tambah AC di Arafah agar lebih nyaman,” kata dia. Muassasah adalah lembaga swasta yang ditunjuk oleh Pemerintah Arab Saudi untuk membantu pelayanan haji seperti penyediaan transportasi, pemondokan, dan katering. Muassasah memiliki sejumlah maktab sebagai pelaksana lapangan yang bertugas mengelola pemondokan jamaah haji Indonesia, termasuk tenda di Armina. (end)

Tags :
Kategori :

Terkait