Harga Gabah Naik, Petani Nekat Tanam

Selasa 22-09-2015,19:30 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Pengaruh Kebijakan Pemerintah Batasi Impor Beras HAURGEULIS– Terjawab mengapa petani tetap nekat menanam padi di musim kemarau. Tingginya harga gabah hasil panen menjadi alasannya. Mulai memasuki musim panen di sejumlah kecamatan di wilayah Kabupaten Indramayu bagian barat (Inbar), bukannya membuat harga gabah menurun, tapi justru sebaliknya. Di Kecamatan Haurgeulis dan Gantar misalnya, harga gabah kering panen (basah) saat ini bertengger di angka Rp5.400-5.300/kg. Sedangkan harga gabah kering siap giling mencapai Rp5.900-6.000/kg. “Memang sempat turun Rp1.000 per kilogram, tapi sekarang naik lagi,” kata Sukri, petani asal Desa Wanakaya, Kecamatan Haurgeulis, kepada Radar, Senin (21/9). Dia mengaku heran, di saat produksi melimpah akibat musim panen padi yang hampir bersamaan di sejumlah wilayah bagian selatan Kabupaten Indramayu, harga gabah malah mengalami kenaikan. Kondisi ini diduga akibat banyaknya tanaman padi yang gagal panen serta menjelang lebaran hari. Darta petani asal Kecamatan Anjatan mengatakan, tingginya harga gabah di saat puncak masa panen raya gadu memang tidak seperti musim panen rendeng yang biasanya harga gabah akan turun, bahkan cenderung anjlok di bawah HPP karena stok yang berlimpah. Dia menilai, tingginya harga gabah saat ini kemungkinan dipengaruhi kebijakan pemerintah untuk tidak mengimpor beras. Hal ini, membuat petani sangat diuntungkan. “Petani semringah, mudah-mudahan harganya terus tinggi. Sebab biaya operasional tanam musim gadu ini memang tinggi. Kalau harganya rendah, petani bisa rugi,” tandasnya. (kho)

Tags :
Kategori :

Terkait