Kebutuhan MCK Rebutan dengan Pertanian

Sabtu 26-09-2015,17:20 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

INDRAMAYU- Menurunnya debit air Sungai Cimanuk menjadi masalah besar untuk Kabupaten Indramayu. Pasalnya, warga kini berebut air untuk mandi, cuci dan air minum dengan kebutuhan pertanian. “Tumpuan warga itu yag Sungai Cimanuk. Kalau air sungainya seperti sekarang ini, ya kami kesulitan untuk MCK. Sekarang sungai-sungai kecil sudah tidak ada airnya,” ujar warga tokoh masyarakat Desa Bangkaloa, Kecamatan Widasari, Kuntara (40), kepada Radar, Jumat (25/9). Diungkapkan dia, saat ini sebagian petani mulai musim tanam. Tentu saja, kebutuhan air untuk lahan pertanian sangat besar. Padahal, debit air Sungai Cimanuk terus menurun dan ketersediaan air baku untuk PDAM juga semakin terbatas. “Sekarang petani baru selesai panen, belum banyak yang mulai tanam. Coba nanti kalau petani sudah mulai musim tanam, kita pasti tambah kerepotan karena air pasti dibelokan ke lahan pertanian,” bebernya. Kuntara menambahkan, biasanya warga memanfaatkan anak Sungai Cimanuk yang mengalir di Desa Bangkoloa. Namun sekarang aliran sungai-sungai tersebut benar-benar surut dan tidak bisa dimanfaatkan. Warga terpaksa pergi ke Sungai Cimanuk untuk MCK walaupun jaraknya cukup jauh. Di tempat terpisah, petani di Desa/Kecamatan Sukagumiwang, Kalim (45) mengungkapkan, setelah musim panen saat ini petani mulai tanam. Untuk proses tanam ini petani juga butuh air yang cukup. Sayangnya, sumber air dari Sungai Sidupraja tak bisa diandalkan. “Sekarang kami harus menarik air dari Sungai Cimanuk yang jaraknya cukup jauh dan biayanya tidak sedikit. Kami juga tidak berani ambil banyak-banyak karena warga juga butuh air untuk kebutuhan rumah tangga,” tuturnya. (oni)

Tags :
Kategori :

Terkait