1 Jamaah asal Kabupaten Kuningan Belum Ditemukan
MAKKAH- Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Makkah berkomitmen untuk memberikan kemudahan kepada jamaah dan keluarga korban peristiwa Mina jika akan mengajukan pulang dini atau tanazul.
Kepala Daker Makkah Arsyad Hidayat menegaskan bahwa PPIH Daker Makkah telah menyiapkan fasilitas tanazul bagi jamaah yang ingin mengajukan mutasi atau pulang dini. “Bagi jamaah yang kebetulan keluarganya terkena musibah pada peristiwa Mina, kami memberikan kemudahan dan fasilitas untuk dapat pulang lebih dini dengan mengajukan tanazul,” terang Arsyad.
Menurut Arsyad, saat ini banyak jamaah, khususnya yang sakit atau mempunyai kepentingan lain yang mengajukan tanazul ke PPIH Daker Makkah. Namun demikian, dari pihak korban peristiwa Mina sampai saat ini baru satu orang, yaitu atas nama Suparno dari BTH 14. “Kami membuka peluang kepada yang lain yang keluarganya menjadi korban peristiwa Mina untuk mengajukan pulang dini ke Tanah Air. Ini sebagai bentuk bantuan dari kami dan bentuk penghormatan kami kepada mereka,” jelasnya.
Jamaah yang akan mengajukan tanazul agar segera mengajukan surat secara tertulis kepada ketua kloter yang kemudian akan dilanjutkan ke ketua sektor. Pengajuan dari ketua sektor itu kemudian diteruskan kepada Kepala Daker Makkah. Mekanisme selanjutnya, Kepala Daker Makkah mengecek kemungkinan adanya seat (kursi) kosong. “Ketika ada seat kosong, maka kami akan memberikan persetujuan pengajuan tanazul,” terang Arsyad.
“Selanjutnya, paspor jamaah yang mengajukan tanazul yang berada di maktab awal saat kedatangan akan dipindahkan menuju maktab yang baru atau maktab yang dituju,” tambahnya.
Sementara hingga Kamis (1/10) dini hari, tim PPIH kembali berhasil mengidentifkasi dua jamaah haji Indonesia yang wafat karena peristiwa Mina. Dengan demikian, jumlah jamaah haji yang telah diidentifikasi wafat menjadi 59 orang (55 jamaah haji asal Indonesia dan 4 orang WNI mukimin). Adapun dua jamaah yang baru teridentifikasi wafat adalah Abdul Wahab Idris Jafar (BTH 14/A2708444) dan Hosen Ibrohim Nimat ( SUB 48/B1023186).
Terkait kemungkinan membawa jenazah ke Tanah Air, Arsyad menjelaskan pihaknya sudah berkomunikasi dengan pihak Arab Saudi, dan hal itu dimungkinkan. Namun, Arsyad melihat bahwa selama ini jamaah haji Indonesia justru lebih memilih untuk memakamkan jenazah keluarganya yang wafat di kota suci Makkah ini. Apalagi, lanjut Arsyad, terhitung sejak 24 September hingga 1 Oktober ini, usia jenazah itu sudah sekitar 7 hari. Untuk mencegah terjadinya wabah penyakit, pihak Muaishim sudah memutuskan pada Senin (28/09) lalu untuk memakamkan jenazah yang sudah teridentifikasi. “Ini sebagai upaya pihak Muaishim sesuai arahan Kementerian Kesehatan Arab Saudi agar tidak terjadi penularan wabah penyakit yang tidak diinginkan,” jelasnya.
PEMULANGAN JAMAAH
Sementara itu, sebanyak 32 kloter jamaah haji Indonesia telah meninggalkan Kota Makkah menuju Jeddah untuk pulang ke Tanah Air. Hingga kemarin(30/09) pukul 13.00 waktu Arab Saudi, jamaah haji yang sudah meninggalkan kota Makkah berjumlah 13.679 jamaah.
Arsyad mengingatkan agar jamaah haji tidak menyimpan air zamzam di dalam koper mereka. Sebab, sampai dengan hari ini, banyak ditemukan tas koper jamaah haji yang terkena sweeping air zam-zam. Sesuai aturan yang berlaku di bagian penerbangan, lanjut Arsyad, jamaah haji dilarang memasukkan air zamzam ke dalam tas koper mereka. “Jika ditemukan air zam-zam, maka itu akan dikeluarkan dari tas. Sesuai dengan ketentuan jamaah haji akan mendapatkan per jamaah lima liter air zamzam,” tegasnya.
Sementara itu, Sofyan Haerudin, jamaah asal Kabupaten Kuningan yang sudah ditemukan dan tengah dirawat di RS Malik Abdul Aziz Jeddah, belum ada kepastian untuk pulang. Sesuai jadwal kepulangan jamaah Kuningan yang tergabung pada kloter 20 dan 21 adalah pada tanggal 7 dan 8 Oktober.
“Masalah kepulangan Pak Sofyan menjadi kewenangan pihak Saudi. Apabila kondisi sudah baik sebelum tanggal 7 atau 8 Oktober maka kemungkinan bisa pulang bersama rombongan. Tapi apabila kondisi belum 100 persen maka kepulangannya ditunda,” ucap Kepala Kemenag Kuningan Drs H Undang Munawar melalui Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah H Hamzah Rukmana MAg, kemarin.
Mengenai istri Sofyan hingga saat ini masih hilang, terus dicari. Dari daftar baru yang dikeluarkan mengenai data korban yang meninggal, tidak ada nama E Maesaroh. “Kalau kami tetap berharap belum pulang karena tersesat. Kalau pun menjadi korban pasti ada di rumah sakit namun belum terdata,” ucap Hamzah. (end/mus)