Sumur Lubang Buaya Ditengok Lagi

Jumat 02-10-2015,12:15 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

JAKARTA- Sumur maut Lubang Buaya tidak lagi hanya dipunggungi saat upacara hari Kesaktian Pancasila. Pada kesempatan pertamanya menjadi Inspektur Upacara Kesaktian Pancasila, Presiden Jokowi menyempatkan mengunjungi sumur saksi bisu pembataian sejumlah jenderal ini. Jokowi melakukan napak tilas tragedi penghianatan Gerakan 30 September (G 30 S) PKI 1965 itu didampingi sang istri Iriana. Selain itu sejumlah petinggi Kabinet Kerja juga ikut mengular di belakang mantan walikota Solo itu. Di antaranya Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Ketua DPR Setya Novanto, Ketua MPR Zulkifli Hasan, dan Ketua DPD Irman Gusman. Selain itu ada Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Yuddy Chrisnandi. Tidak ketinggalan juga Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Saat melihat sumur Lubang Buaya, Jokowi bersama jajarannya mendengarkan penjelasan sekilas dari Kepala Museum Lubang Buaya Letkol Sukarni Marso. Perwira dengan dua melati di pundak itu menjelaskan kisah pembantaian Kamis berdarah itu. Usai mendengar penuturan Sukarni, Jokowi bersama Iriana melanjutkan napak tilas di rumah penyiksaan. Di serambi depan rumah penyiksaan ini, ada diorama yang menggambarkan pembantaian para jenderal kala itu. Fungsi aslinya rumah penyiksaan ini adalah untuk sekolah rakyat (SR) atau sekarang sekolah dasar (SD). itik berikutnya uang dijenguk Jokowi adalah rumah Pos Komando. Di dalam rumah ini masih ada benda-benda asli ketika peristiwa G 30 S PKI terjadi seperti, 3 buah lampu petromaks, mesin jahi, serta lemari kaca. Kunjungan selanjutnya adalah di rumah dapur umum yang dahulu merupakan milik Amroh si penjual pakaian keliling. Aksi napak tilas Jokowi diakhiri dengan mengunjungi monumen Pancasila Sakti. Monumen ini khas dengan patung garuda dan tujuh patung korban tragedy G 30 S PKI. Sebelum pulang Jokowi sempat memberikan pernyatakan kepada sejumlah media. Dia mengatakan seluruh bangsa Indonesia harus waspada. “Kita berharap dan gak akan terjadi G 30 S PKI di bumi pertiwi kita lagi,” katanya. Jokowi juga mengomentari isu pemerintah akan meminta maaf kepada pihak-pihak yang terlibat dalam pembantaian setengah abad silam itu. “Tidak ada pemikiran emngenai minta maaf. Sampai detik ini, tidak ada pemikiran,” katanya. Jika ingin bertanya mengenai isu permintaan maaf itu, Jokowi meminta masyarakat bertanya sendiri kepada si penyebar isu. “Jangan tanya ke saya,” ujarnya lantas meninggalkan kompleks Lubang Buaya. Panitia penyelenggara upacara Kesaktian Pancasila 1 Oktober itu adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Mendikbud Anies Baswedan absen dalam upacara ini karena sedang mendampingi Wapres Jusuf Kalla di Amerika Serikat. Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Kacung Marijan membernarkan akhirnya sumur lubang buaya, rumah penyiksaan, dan situs otentik lainnya ditinjau langsung oleh Presiden. Menurut catatan dari panitia Kemendikbud, momen serupa terakhir kali dilakukan oleh mendiang Priden Soeharto. “Jadi sebelumnya keliling (napak tilas, red) itu nggak ada. (sekarang ada lagi, red) Ini sangat penting,” kata Kacung. Napak tilas simbolik Jokowi itu menurut Kacung, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul di masyarakat beberapa waktu terakhir. Kacung mengatakan sempat ada yang meragukan apakah Presiden akan datang memimpin upacara Kesaktian Pancasila. Namun akhirnya pertanyaan itu terjawab langsung dengan kehadiran Jokowi. “Bahkan Pak Jokowi berkeliling-keliling mengunjungi sumur Lubang Buaya dan situs lainnya,” tuturnya. Kemudian terkait isu bahwa Presiden Jokowi akan meminta maaf kepada keluarga PKI, Kacung juga mengatakan sudah dijawab oleh Presiden. (wan)

Tags :
Kategori :

Terkait