Tanamkan Tari Tradisional pada Generasi Muda

Minggu 11-10-2015,19:08 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

BANGODUA – Pengenalan terhadap kesenian tradisional sebaiknya dimasukkan ke dalam pembelajaran di sekolah dalam bentuk muatan lokal. Mata pelajaran muatan lokal di sekolah saat ini jarang yang mengajarkan siswa untuk mengenal kesenian tradisional. Kurangnya minat generasi muda terhadap kesenian tradisional disebabkan karena tidak adanya pihak yang memberikan pengenalan budaya lokal sejak dini terhadap anak-anak. Maka dari itu, untuk melestarikan kesenian lokal, Pemerintah Kecamatan Bangodua memperkenalkan dan melatih genersi muda pada bidang tari tradisional Indramayu. Kemarin (10/10), sejumlah remaja begitu semangat berlatih jenis tarian tradisional yakni Mapag Sri. Tarian ini biasa dipentaskan setiap menjelang masa panen oleh para petani. “Kegiatan latihan tari tradisional ini  sebagai upaya Pemcam Bangodua untuk  melestarikan dan menanamkan kesenian tradisional pada generasi muda. Selama ini seni tari tradisional belum bisa berkembang secara maksimal dan kurang diminati oleh para remaja,” ujar Camat Bangodua H Moh Iskak skandar S Sos MM. Dikatakannya, Pemcam Bangodua akan bekerjasama dengan seluruh sekolah mulai SMP dan SMA di Kecamatan Bangodua agar pengenalan terhadap kesenian tradisional dimasukkan ke dalam pembelajaran siswa di sekolah. “Dengan masuknya pelajaran kesenian lokal di sekolah, diharapkan kesenian-kesenian asli Indramayu dapat dikenal dan diminati para pelajar,” katanya. Ditambahkan Iskandar, pihaknya juga sudah menyediakan tempat untuk berlatih tari maupun kesenian tradisional lainnya. “Halaman depan kantor kecamatan sudah kami siapkan sebagai tempat latihan tari atau kesenian tradisonal lainnya. Silahkan dipakai dan tidak dipungut biaya. Kegiatan latihan kesenian tradisional ini menjadi program ungglan kami (Kecamatan Bangodua, red),” ungkapnya. Masih menurut dia, degradasi karakter pada generasi muda telah berimbas pada menurunnya rasa nasionalisme. Mereka seolah acuh tak acuh akan perjuangan pahlawan dan terhadap kesenian daerahnya dengan tidak memahami hakikat bangsanya sendiri. “Sebagai warga negara yang baik tak seharusnya memiliki satu alasan pun untuk tidak mencintai budaya dan bangsanya. Bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia merupakan salah satu contoh ringan dalam upaya bela negara. Inilah yang perlu ditanamkan kepada siswa sejak dini, agar bisa mengetahui dan melestarikan kekayaan budaya daerahnya,” pungkasnya. (oni)

Tags :
Kategori :

Terkait