JAKARTA - Koleksi warisan budaya dunia (world heritage) Indonesia bakal melompong tahun depan. Pasalnya, United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (Unesco) memutuskan tahun depan tidak memproses usulan Indonesia. Padahal usulan Indonesia cukup bergengsi yakni kapal Pinisi.
Keputusan dari Unesco itu disampaikan Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Kacung Marjian. “Unesco meminta kita legawa,” katanya di Jakarta kemarin. Alasan Unesco menunda sidang pengesahan usulan Indonesia karena koleksi warisan budaya dunia di negeri ini terlalu sering. Unesco berharap Indonesia memberikan kesempatan untuk negara lainnya.
Kacung menceritakan Kemendikbud mengusulkan kapal Pinisi pada awal tahun ini. Tujuannya supaya usulan kapal layar khas suku Bugis itu bisa disidangkan oleh Unesco tahun depan. Namun sayangnya, meskipun persyaratan adminstrasi sudah komplit, Unesco menunda penetapan kapal Pinisi sebagai warisan budaya dunia. “Jadi sidang penetapan kapal Unesco baru dilaksanakan 2017 nanti. Kita sepakati menuruti keputusan Unesco,” jelas dia.
Meskipun penetapan kapal Pinisi mundur setahun, Kacung mengatakan tahun ini bakal ada mata kebudayaan yang disidangkan oleh Unesco sebagai warisan budaya dunia. Mata kebudayaan ini adalah tari tradisional dari Bali. Tidak tanggung-tanggung ada sembilan jenis tari tradisional Bali yang dimasukkan dalam satu paket.
Kesembilan tari atau seni pertunjukan itu adalah Barong Ket, Joged, Tari Legong Kraton, Dramatari Wayang Wong, Dramatari Gambuh, Topeng Sidakarya, Baris Upacara, dan Tari Sanghyang. Kacung berharap tari tradisional ini menyusul mata budaya lain yang sudah ditetapkan Unesco sebagai warisan budaya dunia.
Ketua Tim Ahli Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Kemendikbud Pudentia Maria Purenti Sri Sunarti mengatakan, keputusan Unesco menunda penetapan kapal Pinisi tidak membuat geliat pengusulan warisan budaya dunia Indonesia surut. Dia mengatakan, tahun depan sudah disiapkan sejumlah mata kebudayaan yang siap diusulkan ke Unesco 2016 untuk ditetapkan 2018 nanti.
Budaya yang disiapkan itu seperti bela diri pencak silat, sistem penanggalan yang sangat beragam di Indonesia, dan pantun. Pudentia berharap koleksi warisan budaya dunia yang ada di Indonesia semakin bertambah setiap tahunnya. Saat ini, warisan budaya dunia di Indonesia yang telah diakui Unesco di antaranya wayang kulit (ditetapkan 2003), keris (2005), batik (2009), angklung (2010), tari saman (2011), dan kerajinan noken (2012). (wan)