Azis Tidak Sungguh-sungguh Selesaikan Persoalan E-2 KESAMBI - Kinerja pemerintahan di bawah kendali Walikota Cirebon, Drs Nasrudin Azis SH menuai kritik. Salah satunya mengenai kegaduhan politik dalam penentuan nama wakil walikota Cirebon yang saat ini masih belum menemui titik temu. Menurut Ketua Pemuda Domkrat Kota Cirebon, Hartoyo, isu wawali merupakan manuver Azis untuk mengalihkan perhatian, sehingga parpol lemah dalam melakukan kontrol. \"Golkar, PPP dan Nasdem sebaiknya tidak masuk perangkap settingan kegaduhan politik, sehingga larut dan tidak konsentrasi dalam tugasnya mengontrol pemerintahan yang saat ini bobrok,\" ungkapnya kepada Radar, Minggu (25/10). Tanpa disadari, lanjut Hartoyo, ada agenda kepentingn Azis yang sedang dihadapinya. Salah satunya mempersiapkan calon pemenang tender proyek besar di Pemerintah Kota Cirebon. Dengan adanya isu wawali ini pula, rakyat seolah dibuat ikut berpikir dan harus megikuti perkembangan polemik tersebut. \"Parpol sebaiknya puasa syahwat kekuasaan sampai pilkada mendatang dan lebih baik memperkuat konsolidasi internal, mambangun koalisi dan membangun kekuatan dengan rakyat. Hal ini agar ada keseimbangan untuk mengontrol kinerja pemerintahan,” tandasnya. Terpisah, Akademisi Unswagati, Agus Dimyati SH MH mendesak walikota untuk bisa menyelesaikan persoalan yang menurutnya sebenarnya tidak begitu sulit. Namun menurut pengamatannya, walikota terkesan tidak serius terhadap berlarut-larutnya masalah E-2. “Saya tidak melihat upaya yang sungguh-sungguh yang dilakukan walikota dalam menyelesaikan persoalan E-2, sehingga Golkar selalu bermanuver terhadap calon yang diusung oleh Demokrat,” tegasnya. Kalau kondisi ini dibiarkan terus, kata pria yang akrab disapa Gus Dim ini, dirinya tidak yakin kalau November sudah ada pemilihan E-2. Jadi menurutnya, dewan harus memanggil walikota terkait belum adanya usulan calon E-2 agar publik dapat mengetahui apakah walikota punya keseriusan atau sebaliknya terkait masalah E2 ini. “Atau jangan-jangan walikota tidak ada niatan memiliki E2,” duganya. Sementara itu, orang dekat Azis di lingkaran rumah dinas, R Subaja menyangkal adanya pengalihan isu tersebut. Dia menyebutkan wajar Nasrudin Azis membutuhkan wakil. Karena selama ini, selalu kerepotan dalam menjalankan tugas. \"Ini bukan untuk kepentingan personal tapi kepentingan masyarakat,\" ujarnya. Menurutnya, Nasurudin Azis saat ini sangat membutuhkan sosok wakil walikota untuk membantu beban kerja dan tanggung jawab. \"Banyak program yang harus dijemput bola, Pak Azis harus pulang pergi ke pusat dan provinsi,\" ungkapnya. Dia mengatakan, polemik wawali ini diharapkan bisa segera selesai. Bahkan keinginan Nasrudin Azis, bulan November mendatang, bisa sudah memiliki pendamping wakil walikota. Namun hal itu bergantung pada partai politik pengusung. Adanya keputusan MA soal kepengurusan Partai Golkar dan PPP yang sah, belum cukup untuk bisa menyatukan nama wawali. \"Siapapun pengurus partainya, berharap ada kesepahaman dan kesepakatan. Namun yang pasti Partai Demokrat tetap mengusung ibu Eeng sebagai wakilnya, silakan partai pengusung lainnya mengusulkan satu nama lagi, setidaknya itu yang pernah disepakati saat pertemuan awal di rumah dinas,\" ujarnya. Ia berharap partai pengusung bisa melepaskan ego dan kepentingan personal. Karena apabila tetap mengedapankan itu, maka tidak akan pernah ada titik temu. (jml/abd)
Gaduh Wawali Setting Politik?
Senin 26-10-2015,16:41 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :