Ayah, Kau Keren!

Jumat 13-11-2015,15:20 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Memperingati Hari Ayah Nasional Peringatan Hari Ibu setiap 22 Desember barangkali lebih populer. Tak mau kalah dengan Ibu, Ayah pun punya hari khusus. Yap, 12 November ditetapkan sebagai Hari Ayah Nasional. Bagaimana memaknainya? Sekadar ucapan, memberi hadiah, atau apa? MESKIPUN jarang terdengar seperti Hari Ibu, namun Hari Ayah yang jatuh pada 12 November di Indonesia tetap menjadi momen penting bagi siapapun yang memiliki Ayah. Tidak hanya kata-kata selamat hari Ayah yang mengalir di dunia maya oleh para netizen, namun juga beberapa kalangan turut meramaikan ucapan Hari Ayah di akun sosial media pribadi mereka seperti Blackberry Messanger (BBM), Line hingga Whatsapp. Rangga Wibawa, salah seorang yang turut merayakan Hari Ayah Nasional. Ia menuliskan di pesan pribadi BBM \"Selamat Hari Ayah, Bapa Gokil\". Pria yang akrab disapa Rangga itu mengungkapkan, peringatan Hari Ayah adalah kesempatan untuk mengekspresikan syukur terhadap ayah untuk semua cinta dan dukungan. \"Hari Ayah adalah saat yang tepat untuk merefleksikan kembali apa arti ayah bagi kehidupan kita, terutama saya pribadi,\" ujarnya. Menurut Rangga, ayah adalah sosok yang istimewa, pemimpin sederhana yang penuh tanggung jawab untuk keluarga. Rangga mengibaratkan ayahnya adalah sosok \"Superman\" di dunia nyata yang tak pernah kenal lelah bekerja agar keluarganya dapat bertahan hidup. \"Maka dari itu, hargailah tiap tetes keringatnya. Buat ayah, kau keren!\" tegasnya. Rangga mengaku sangat dekat dengan sang ayah. Menurutnya, saat ia dan sang ayah mengobrol, layaknya rekan kerja. Ada satu hal dan pengalaman yang tak pernah Rangga lupa saat bersama sang ayah. \"Pernah ikut lomba mancing dari pagi sampe sore dan jadi satu-satunya peserta yang dapat ikan. Itu kita kompak banget anak sama ayah, seru lah,\" ungkapnya. Untuk membahagiakan sang ayah, kini Rangga tengah melakukan tugas sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Papua. Rangga mengaku tak pernah dituntut sang ayah untuk menjadi TNI. Menjadi TNI adalah cita-citanya sejak kecil. \"Ayah yang dorong, mendukung dan memberi semangat terus. Itu yang bikin saya gak pernah ragu buat jadi TNI,\" tuturnya. Ayah adalah tulang punggung serta pemimpin bagi keluarga, maka tidak berlebihan jika hari ayah pun pantas diperingati. Hal itu yang disampaikan Agung Prasetyo. Pria yang akrab disapa Agung ini menuturkan, peran ayah tidak kalah penting dari ibu dalam membangun rumah tangga, khususnya anak. \"Ayah adalah imam keluarga. Sebagai seorang yang memimpin dan tanggung jawabnya tak diragukan lagi. Beliau menjalankan tugasnya dengan cinta dan tulus,\" tuturnya. Agung juga termasuk orang yang dekat dengan sang ayah. Ia dan sang ayah memiliki hobi yang sama seperti main catur, batu akik, hingga tertarik dengan hal mistis. Ada satu cerita yang membuat Agung terharu. Ia sadar bahwa kasih sayang Ayah itu tulus tanpa mengenal lelah. \"Ceritanya waktu saya jualan kaki lima sendirian. Ayah nyusul ke warung kalau udah pulang kerja, terus nemenin dan bantuin di warung sampe warung tutup. Biasanya tutup tengah malam. Di situ kebayang, saya aja yang jualan doang ngerasain capek banget, gimana ayah yang pulang kerja ikut bantu jualan sampe tengah malam dan besoknya harus berangkat kerja lagi pagi,\" bebernya. Tak hanya Agung dan Rangga, ada pula Putriliani. Meski perempuan, gadis yang akrab disapa Putri ini lebih dekat dengan sang ayah. Bila diibaratkan sudah seperti burung dan sangkarnya. Menurut Putri, ayah adalah sosok kuat, yang rela susah demi kebahagiaan anaknya. Terkadang pura-pura tidak tahu kesalahan anaknya dan marah, meskipun sebenarnya itu ungkapan sayang. Bagi Putri, ayah itu adalah laki-laki yang mampu menjadi pelindung bagi anak-anaknya serta menjadi fondasi bagi keharmonisan keluarga. \"Sosok penyayang yang gak mau dibilang penyayang. Yang serba bisa dan keep strong,\" ucapnya. Ada satu hal yang paling berkesan bagi Putri terhadap sosok ayahnya. Yakni saat dirinya diantar sang ayah seleksi perguruan tinggi di Bandung. \"Papa rela nganterin berkas bolak-balik Indramayu, Cirebon, Bandung naik motor cuma buat nyiapin segala keperluan anaknya. Pokoknya perjuangan papa itu TOP Markotop!\" terangnya. Lalu bagaimana dengan para ayah? Apa yang mereka rasakan dengan adanya hari ayah nasional? Sudarli, ayah dari tiga orang anak ini justru baru tahu. Yang ia tahu setiap hari adalah mencari nafkah untuk istri dan anak-anaknya. Pria 52 tahun itu adalah petugas parkir di kawasan Jl Kesambi. Sudah 12 tahun Sudarli melakoni pekerjaan ini. Tak sia-sia, ia mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga lulus dan mendapatkan kerja. \"Saya lulus SD, anak-anak saya harus lebih dari saya pendidikannya. Alhamdulillah yang pertama anak saya laki-laki sudah bekerja di perusahaan otomotif terbesar di Tangerang. Anak kedua baru SMA dan yang ketiga SMP,\" ungkapnya. Meski setiap hari penghasilannya kurang dari Rp100 ribu, Sudarli tetap semangat menyekolahkan anak-anaknya. Ia mempunyai keinginan agar semua anaknya berhasil dan meraih gelar pendidikan tinggi. \"Saya ingin anak-anak kuliah jadi sarjana, biar hidupnya lebih baik,\" harapnya. Begitu juga dengan Cecep. Pria 50 tahun itu bekerja dengan menyediakan jasa sol sepatu untuk mencari nafkah. Pagi hingga sore hari, Cecep membuka jasa sol sepatu dan istrinya mengurusi keperluan rumah. \"Alhamdulillah, sampe sekarang bisa nyekolahin anak dan kasih nafkah untuk istri,\" ujar Cecep ditemani sang anak, Dwi (13) saat ditemui Radar di kiosnya. Meski hidup dengan keterbatasan, Cecep ingin menyekolahkan anak-anaknya hingga pendidikan tinggi. \"Anak yang pertama maunya kerja, padahal saya ingin sekali semua kuliah. Hidup mereka jangan seperti saya,\" pungkasnya. (mike dwi setiawati)

Tags :
Kategori :

Terkait