Santoso Ancam Istana Merdeka

Selasa 24-11-2015,09:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

JAKARTA- Kelompok terduga teroris Santoso di Poso, Sulawesi Tengah kembali menebar ancaman. Santoso cs mengunggah video berdurasi 9 menit 35 detik yang mengancam mengibarkan panji hitam di Istana Merdeka dan menghancurkan Polda Metro Jaya. Video ancaman itu diunggah Minggu pagi (22/11) pukul 10.32 di media sosial Facebook. Penampakan awal video tersebut terlihat berjudul Seruan Sang Komandan Abu Wardah Ash-Syarqi alias Santoso. Di penampakan awal juga terlihat pesan, kepada tentara khilaf dimanapun berada. Sepertinya, video itu diserukan untuk setiap pendukung dan simpatisan Santoso cs. Pada awal video, suara yang diduga Santoso seperti ingin memprovokasi semua daerah. Dia menyebutkan rakyat Sulawesi, Kalimantan dan Aceh untuk ikut bersamanya. “Cintailah Sulawesi seperti Kahar Muzakkar,” ujar suara tersebut. Lalu, Dia juga menyebut bahwa semua pejabat untuk segera bertaubat. Sebelum, taubat itu tidak lagi berguna. “Suka tidak suka, rela tidak rela Panji Hitam akan berkibar di Istana Merdeka,” ujarnya. Setelah itu dia mengatakan bahwa sebagai tentara daulah islamiyah akan menghancurkan Polda Metro Jaya. Entah mengapa Polda Metro Jaya akan disasar, namun diketahui saat ini Kapolda Metro Jaya Tito Karnavian, merupakan mantan Kepala Densus 88 Anti Teror. Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Irjen Agus Rianto menuturkan video tersebut sedang diperiksa puslabfor untuk memastikan keasliannya. “Selain itu, semua unsur terlibat untuk memecahkan masalah tersebut, video dipelajari dan Santoso terus dikejar,” ujarnya. Pengejaran terhadap Santoso cs memang belum berhasil sepenuhnya, namun sudah berulang kali Densus 88 dan Brimob berhasil menangkap serta menewaskan ?terduga anggota kelompok teroris Santoso cs. “Pasukan masih berupaya maksimal di Poso,” paparnya. Informasi dari kepolisian, jumlah anggota Santoso cs masih berkisar 30 orang hingga 40 orang. Namun, dipastikan lama kelamaan jumlah anggotanya terus berkurang. Polri juga sempat mencegah adanya warga negara asing (WNA) yang akan bergabung dengan Santoso. Staf Khusus Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT) Wawan Hari Purwanto menjelaskan, ancaman semacam itu telah berulang kali terjadi dalam beberapa hari ini, yang paling baru memang Santoso cs. Sebelumnya juga ada dari ISIS. Meningkatkan intensitas ancaman ini tentu tidak boleh dibiarkan. “Ini berarti tetap ada upaya menganggu keamanan, tentunya harus dicegah,” paparnya. Saat ini BNPT berupaya secara masif untuk mencegah terjadinya penyebaran ajaran radikal di Poso. Hal itu dikarenakan kelompok Santoso cs menjadi indikasi adanya ajaran radikal. “Pencegahan gencar dilakukan di daerah yang memang diprediksi rawan” terangnya. Yang juga penting dalam kondisi seper­ti ini, masyarakat jangan sam­pai terprovokasi dengan anca­man. Namun, juga tetap was­­pada. “Masyarakat akan le­bih baik jika tenang dan turut mem­bantu kepolisian menjaga keama­nan,” paparnya. (idr/end)

Tags :
Kategori :

Terkait