35% Kendaraan Jakarta Masuk Cirebon

Sabtu 19-12-2015,17:59 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Malam Tahun Baru, Jalan Kartini-Siliwangi Ditutup KESAMBI - Kota Cirebon bukan lagi menjadi tempat transit. Kota dengan 37 kilometer persegi ini telah berubah menjadi kota tujuan perdagangan dan jasa. Memasuki tahun baru 2016, Kota Cirebon menjadi titik kumpul masyarakat dari wilayah III Cirebon. Di sisi lain, kepadatan lalu lintas sudah sangat ruwet. Bahkan, diperkirakan 35 persen kendaraan dari Jakarta masuk ke Cirebon. Karena itu, malam tahun baru nanti, Jalan Kartini dan Siliwangi akan ditutup sejak pukul 19.00 WIB. Unsur terkait penanganan lalu lintas di Kota Cirebon melakukan rapat konsolidasi dan koordinasi di Kantor Dinas Perhubungan Informatika dan Komunikasi (Dishubinkom) Kota Cirebon, Jumat (18/12). Rapat yang dipimpin Kepala Dishubinkom H Maman Sukirman SE MM itu dihadiri Satlantas Polres Cirebon Kota (Ciko), Organda, Denpom TNI AD, dan Satpol PP. Dalam pemaparannya, Kasatlantas Polres Ciko AKP Kurnia mengatakan, jumlah kendaraan yang masuk ke wilayah Gunung Sari meningkat drastis dari 3.500 menjadi 8.000 perminggu. Terlebih memasuki perayaan malam tahun baru nanti. Kurnia memprediksi ada ratusan ribu kendaraan yang masuk ke Kota Cirebon. Sementara, pusat kota tidak terlalu luas. Karena itu, lanjutnya, perlu langkah bersama dengan melakukan rekayasa lalu lintas dan pengalihan arus. “Ada tiga agenda besar. Muludan, Natal, dan tahun baru. Perlu diantisipasi dengan penutupan jalur tertentu,” ucapnya. Salah satunya, perempatan Gunung Sari harus ada perputaran searah jarum jam sebagai solusi mengatasi kemacetan. Dengan langkah koordinasi evaluasi persiapan tiga momen besar itu, Kurnia yakin arus lalu lintas saat malam tahun baru khususnya, dapat lebih lancar. Meskipun, kemacetan pasti terjadi di beberapa titik sekitar alun-alun Kejaksan dan perempatan Gunung Sari yang menjadi pusat kumpul pada malam tahun baru. Untuk muludan ada 290 personil yang diterjunkan. Personel ditambah menjadi 600 orang untuk pengamanan jalur malam tahun baru. Di dalamnya, ada unsur Dishubinkom, Satpol PP, dan TNI AD. Kurnia menyampaikan, untuk malam tahun baru, sejak pukul 19.00 Jalan Kartini dan Jalan Siliwangi akan ditutup. Perempatan Gunung Sari lebih kuat diatur dengan marka dan petugas. Berdasarkan analisa Polres Ciko, lokasi padat malam tahun baru 2016 akan terjadi di Jalan Siliwangi, Alun-alun Kejaksan, Jalan Wahidin, Jalan Kartini dan Jalan Cipto Mangunkusumo. Persoalannya, pada malam tahun baru banyak pendatang dari luar Kota Cirebon, kendaraan keluar masuk mal, menuju pusat kota, dan ke Alun-alun Kejaksan. Mengantisipasi hal itu, Polres Ciko menyiapkan rambu larangan yang dapat ditempatkan sewaktu-waktu, koordinasi dengan Organda dan juru parkir. “Kami koordinasi aktif dengan Dishubinkom dalam pengaturan traffic light (lampu merah) dan rambu-rambu lainnya,” ujar Kurnia. Untuk mengurangi volume kendaraan, Polres Ciko bersama Dishubinkom melakukan pengalihan arus kendaraan yang masuk ke wilayah Kota Cirebon, saat terjadinya kepadatan di dalam kota. Pengalihan arus kendaraan saat malam tahun baru dilakukan di persimpangan bundaran Kedawung, perempatan Gunung Sari, perempatan Kejaksan, pertigaan BTN Krucuk, pertigaan Jalan Mohamad Toha-Samadikun, pertigaan Jalan Cemara dan perempatan Sukalila. Kepala Dishubinkom Kota Cirebon H Maman Sukirman SE MM mengatakan, harus ada jalur pengalihan dan jalan yang ditutup. Untuk pengaturan lalu lintas di tiga momen besar itu, Dishubinkom akan menambah rambu-rambu lalu lintas. Termasuk pula melakukan rekayasa lalu lintas di Kota Cirebon. Maman Kirman menjelaskan, berdasarkan hasil rapat di Dinas Perhubungan Jawa Barat, 35 persen kendaraan dari Jakarta masuk ke Kota Cirebon. “Perempatan Gunung Sari pintu masuk. Malam tahun baru Jalan Kartini dan Siliwangi harus ditutup sejak awal,” tukasnya. Sekretaris Organda Cirebon Karsono menyampaikan, kebijakan pengalihan arus dianggap wajar saat momentum seperti tahun baru. Hanya saja, para pihak terkait lemah dalam sosialisasi. Bagi para supir angkot, sepanjang ada sosialisasi dengan benar baik, para supir angkot akan memahami dan mentaati. Sosialisasi harus dilakukan jauh-jauh hari sebelum tahun baru. “Kapan pengalihan arusnya? Jam berapa? Jalan mana saja? itu semua harus jelas dan disosialisasikan,” ujarnya dalam rapat tersebut. Menurut Karsono, tanpa sosialisasi akan kebijakan akan lemah. (ysf)

Tags :
Kategori :

Terkait