Mimpikan Derby Merseyside

Jumat 08-01-2016,13:19 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

LIVERPOOL – Merseyside tidak akan terbelah di Wembley. Hanya ada satu Merseyside yang bakal bertarung dalam pertandingan pemungkas Piala Liga, 28 Februari mendatang. Pilihannya ada dua, Liverpool yang melaju, ataukah Everton. Tidak seperti mimpi dari para Evertonian -sebutan bagi fans Everton- yang menginginkan derby Merseyside dalam laga final itu. Mereka mulai bermimpi begitu mampu mengalahkan Manchester City dalam leg pertama semifinal Piala Liga atau Capital One Cup di Goodison Park, Kamis dini hari kemarin WIB (7/1). The Toffees -julukan Everton- hanya bisa menang tipis 2-1. Ramiro Funes Mori dan Romelu Lukaku yang memulai mimpi itu. Gol Funes Mori terjadi pada menit ke-46, setelah itu Lukaku yang menjadi pahlawan lewat golnya pada menit ke-78. Jesus Navas dan golnya pada menit ke-78 menjadi batu sandungan bagi Everton untuk kembali bermimpi derby Merseyside pada laga final. Advantage satu gol tandang justru akan membantu The Citizens -julukan City- untuk membangunkan Everton dari tidurnya. Karena, dalam leg kedua semifinal Piala Liga di Etihad 27 Januari nanti City hanya butuh menang satu bola untuk memastikan final kelima di Piala Liga. Tidak seperti Liverpool yang tinggal bermain aman di Anfield sehari sebelumnya. ’’Memenangi leg pertama sudah tercapai. Akan tetapi, akan sangat bodoh apabila saya sudah memikirkan tentang derby Merseyside tersebut, sekarang,’’ ujar pelatih Everton Roberto Martinez, sebagaimana dikutip dari Liverpool Echo. Tidak seperti Evertonian, Martinez tidak mau terburu-buru bermimpi derby Merseyside itu. Menggapai final saja sudah jadi prestasi yang mahal bagi Everton. Sepanjang sejarah Everton hanya bisa dua kali mencapai final Piala Liga, itu pun gagal menjadi juara. Apalagi kalau memimpikan derby Merseyside di final. Sudah lama tidak ada derby Merseyside dalam perebutan trofi domestik. Entah itu Piala Liga atau Piala FA. Hanya tiga kali final yang melibatkan duo Merseyside ini. Sekali di Piala Liga, dan dua kali di Piala FA. Martinez lebih menyoroti bagaimana timnya mempertahankan hasil di leg pertama ini untuk melaju ke final. ’’Masih ada satu bentrok lagi dengan City di Premier League lalu kembali melawan mereka di leg kedua. Kinerja hari ini harus dipertahankan,’’ tuturnya. Martinez menyadari Etihad bukan tempat yang ramah bagi timnya di tiga musim terakhir. Sejak 1 Desember 2012, hanya sekali Everton menahan imbang City di Etihad. Dua pertemuan lainnya selalu berakhir dengan kekalahan. Apalagi, Everton akan berkunjung ke Etihad dengan tanpa Seamus Coleman. Bek kanan berkebangsaan Republik Irlandia itu menjadi tumbal di balik kemenangan ini. Dia terkena betis dan dinyatakan absen sampai empat pekan ke depan. Tanpa Coleman, beban Everton untuk meredam tusukan dari sisi kiri City. Baik itu dari David Silva ataupun dari Jesus Navas. Dengan Coleman saja Navas masih mampu menembus barikade defense di sisi kanan Everton. Dia memanfaatkan kelengahan John Stones dan Coleman. Tanpa Coleman, Everton hanya punya Tyias Browning untuk pemain di posisi bek kanan. ’’Kami meyakini ada tantangan lebih besar di hadapan kami sekarang. Kami tidak akan terlena, dan akan menatap jauh untuk leg kedua,’’ lanjutnya. City tentu tidak mau membuang pelung satu gol tandangnya itu. Yaya Toure dkk berhasrat kembali lagi ke Wembley setelah dua tahun lalu pernah mengangkat trofi Piala Liga di sana. Final tahun ini akan menjadi laga final kelimanya di Piala Liga. Dalam sejarahnya lolos ke final, City hanya sekali menelan kekalahan di laga tandang. Itu terjadi pada edisi 1975-1976 silam. Hampir sama dengan tahun ini, City defisit satu gol atas Middlesbrough ketika tumbang 1-0 pada leg pertama semifinal di Riverside. Lalu, di Maine Road -homeground City kala itu- Boro ganti dibantai empat gol tanpa balas. Bisakah sejarah berulang di Etihad? ’’Yang bisa kami lakukan hanya mencetak gol sebanyak-banyaknya,’’ koar pelatih City Manuel Pellegrini, dikutip dari Daily Mail. Misi itu tidak sulit. Statistik menyebutkan, dari 15 pertandingan home City di segala kompetisi enam bulan terakhir, total sudah ada 45 gol tercipta. Jika dirata-rata, per game-nya City mampu menghajar tamunya dengan tiga gol. Menurut Pellegrini, di Goodison Park kemarin fakta itu bisa terjadi. Di laga itu, City dominant dengan 12 shots-nya. Lebih banyak tiga shots dari Everton. Sergio Aguero yang belum 100 persen karena baru pulih dari cedera menjadi top shooter dengan lima kali. Comeback-nya Aguero diprediksi akan semakin menakutkan di leg kedua. Garansi itu bukan hanya untuk mengulang sejarah. Hanya trofilah yang bisa memberi gengsi bagi Pellegrini sebelum didepak City akhir musim ini. ’’Walaupun saya tahu, trofi pun tidak akan bisa menyelamatkan karir saya di sini,’’ tegasnya. (ren)

Tags :
Kategori :

Terkait