KUNINGAN - Pemukul kasur berbahan rotan atau raket kasur buatan warga Desa Cimara, Kecamatan Pasawahan, ternyata menjadi salah satu komoditi ekspor untuk tujuan eropa yaitu Belgia.
Ya, raket kasur atau dalam istilah ekspor disebut dengan nama carpet beater ini banyak diproduksi di pabrik rotan milik H Sumar di Desa Cimara bernama CV Khaerul Rattan. Dari tangan terampil 20 karyawannya, sedikitnya 2.000 raket kasur diproduksi dalam sehari di pabrik ini.
\"Kami mulai memproduksi raket kasur ini sejak tahun 1985, dan sudah langsung ekspor. Sebelumnya, kami hanya mengirim satu kali dalam setahun namun sekarang bisa dua hingga tiga kali untuk tujuan Belgia,\" ungkap Dodi Firmansyah, 26, salah seorang putra H Sumar.
Dodi mengklaim, pabrik rotan milik ayahnya tersebut merupakan satu-satunya pembuat raket kasur terbesar di wilayah Cirebon bahkan se-Jawa Barat dengan tujuan pasar ekspor. Dalam sekali ekspor, kata Dodi, dia harus memenuhi target satu kontainer atau sebanyak 60.000 buah raket kasur yang bisa dipenuhi dalam kurun waktu satu hingga dua bulan saja.
Terkait bahan baku, Dodi mengaku, tidak mengalami kendala sejak pemerintah menghapus kebijakan ekspor bahan mentah rotan. Sejak dua tahun terakhir ini, berapapun kebutuhan bahan baku rotan yang diminta, selalu dipenuhi dari Kalimantan.
\"Saat pemerintah memberlakukan ekspor bahan mentah rotan, kami hanya mendapatkan bahan baku terbatas sehingga hanya bisa mengirim satu kontainer per tahun. Namun sekarang tidak lagi. Berapapun permintaan bahan baku yang kami ajukan, bisa dipenuhi dengan mudah dan lancar,\" ujar Dodi.
Mengenai harga, Dodi menuturkan, untuk kiriman ke Eropa dia mematok harga bervariasi berdasarkan tiga motif yang dibuat yaitu berkisar antara Rp 8.000 hingga Rp 10.000. Adapun tiga motif yang dimaksud adalah motif persegi, tiga gunung dan tiga roda.
\"Sebagian besar hasil produksi memang diutamakan untuk ekspor. Namun dari sekian banyak yang dihasilkan, biasanya terdapat 25% di antaranya cacat dan tidak layak ekspor sehingga kami lempar ke pasar lokal,\" kata Dodi.
Sebagian besar raket kasur sisa ekspor tersebut, kata dia, tidak hanya dijual di pasar Jawa Barat saja, namun juga hingga menjangkau Jakarta, Kalimantan dan Sumatera. Mengenai kualitas, Dodi menjamin, meski hanya sisa ekspor namun raket kasur yang dijual ke pasar lokal tersebut tidak kalah dengan yang dikirim ke Belgia. (taufik)