Residivis Ujung Tombak Teror Sarinah

Sabtu 16-01-2016,20:05 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Senjata Organik Diduga dari Filipina JAKARTA- Teka-teki siapa pelaku dan kelompok di balik serangkaian aksi teror di Plaza Sarinah sudah dikantongi polisi. Kapolri Jenderal Badordin Haiti memastikan identitas kelima pelaku dan kelompok asal para pelaku telah diketahui. Kini, giliran Polri dengan Densus 88 Anti Teror yang mengejar semua jaringan sel kelompok yang terafiliasi ISIS tersebut. Kendati, lima pelaku pengeboman dan penembakan telah diketahui, namun Polri begitu ketat menjaga informasi siapa kelimanya. Hal itu dilakukan karena Polri ogah upaya pengejarannya terganggu. Hanya satu nama pelaku yang disebutkan, yakni Afif alias Sunakim. Afif merupakan pelaku bertopi dengan kaos hitam dan celana jeans yang membawa tas ransel merah. Dalam foto yang beredar luas, dia memegang senjata jenis FN dan menembak ke arah polisi yang mengepungnya. Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menuturkan, Afif ini merupakan residivis kasus terorisme pelatihan militer di Jantho, Aceh Besar pada 2010. Dia tertangkap pada tahun yang sama dan pada 2011 divonis tujuh tahun penjara. “Namun, entah bagaimana bisa bebas sebelum masa hukumannya selesai,” tuturnya ditemui di Komplek Mabes Polri kemarin (15/1). Afif diduga tergabung dalam kelompok Jamaah Anshor Khilafah Nusantara (JAKN). Kelompok tersebut telah dipantau Polri semenjak 2010. Tepatnya, saat penangkapan Bahrun Naim yang kedapatan memiliki 579 butir amunisi. “Ya, saat presiden Amerika Barrack Obama ke Indonesia. Tepat saat itulah,” ujarnya. Afif diketahui tidak terhubung secara langsung dengan Bahrun Naim, yang namanya disebut Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian sebagai otak dan penyandang dana. Dalam kelompok teror tersebut terdapat petinggi JAKN yang berada di Indonesia, yakni Amman Abdurrahman. “Bagaimana hubungannya dengan Afif tentu didalami,” paparnya. Selain Afif, masih ada satu resedivis lagi yang menjadi pelaku teror Sarinah. Badrodin menyatakan bahwa pihaknya tidak bisa menyebutkan nama empat pelaku lainnya karena saat ini upaya pengungkapan sel-sel kelompok teror tersebut sedang dilakukan. ”Nama lain belum ya. Yang pasti ada dua residivis kasus terorisme yang menjadi pelaku,” paparnya. Dia menjelaskan bahwa saat ini Polri mengejar pelaku hingga ke sejumlah tempat, setidaknya di Depok, Balikpapan dan Cirebon. Ada sejumlah orang yang diamankan dan ada berbagai barang bukti yang disita. ”Tapi, semua itu belum bisa disebutkan detilnya karena masih terus mengejar hingga ke akar-akarnya,” tuturnya. Polri mendeteksi bahwa pelaku teror Sarinah ini semacam perwakilan dari berbagai kelompok yang berafiliasi dengan ISIS. Artinya, tidak hanya kelompok JAKN yang dipantau, melainkan ada berbagai kelompok lainnya. ”Kami tidak fokus ke satu kelompok, saja, banyak kelompok saling terkait,” ujarnya. Dia menegaskan bahwa selain mengejar kelompok yang merancang aksi teror, ada juga indikasi bahwa pelaku utama aksi teror bertambah. Kemungkinan besar pelaku utama ini berperan sebagai pendukung aksi. “Aksi yang begitu besar ini sudah dirancang, perancangan ini bisa sempurna dan tidak sempurna. Namun yang dipastikan, kejadian ini tidak mungkin hanya dilakukan lima orang saja. Ada pelaku lain yang perannya supporting. Ini juga kami kejar,” tegasnya. Dari mana asal senjata yang digunakan para pelaku teror di Sarinah masih menjadi teka-teki. Polisi menyebut senjata yang digunakan merupakan organik. Sementara beberapa pihak seperti mantan instruktur perakitan bom Jamaah Islamiyah Ali Fauzi menyebut senjata yang digunakan sepintas seperti rakitan. Diduga senjata itu berasal dari luar negeri. Sumber Jawa Pos (Radar Cirebon Group) di kepolisian menyebutkan kemungkinan senjata tersebut didapat dari Filipina melalui penyelundupan jalur laut. “Setahu saya jalur yang masih terbuka ya disitu (jalur Filipina),” ujar sumber tersebut. Selama ini polisi mencurigai adanya pasokan senjata dari Moro, Filipina. Senjata tersebut dikirim melalui kapal-kapal pencari ikan lewat pelabuhan tradisional yang ada di Kepulauan Maluku. Dari Maluku, senjata biasanya dibawa ke daerah-daerah di Sulawesi. (idr/gun)

Tags :
Kategori :

Terkait