Papan Atas Makin Panas

Selasa 19-01-2016,14:41 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

STOKE-ON-TRENT - Britannia Stadium bukan hanya menyelamatkan tuan rumah Stoke City. Britannia Stadium juga menyelamatkan tensi perebutan di posisi puncak Premier League. Senin dini hari kemarin (18/1), Stoke mampu menahan Arsenal tanpa gol. Kegagalan kemarin ini melanjutkan tren buruk The Gunners -julukan Arsenal- ketika bertamu ke Britannia Stadium. Pasca kemenangan terakhir Premier League di markas Stoke itu pada 28 Februari 2010 silam, enam laga berikutnya tidak pernah ada kemenangan bagi Arsenal. Termasuk hasil seri kemarin, Stoke memperpanjang rekor unbeaten di kandang sendiri atas Arsenal menjadi tiga kali menang plus tiga kali imbang. Opta mencatat, ini adalah hasil kurang bagus kedelapan Arsene Wenger saat head to head dengan Mark Hughes yang sekarang membesut Stoke. Lebih besar lagi efeknya, hilangnya dua poin itu menggagalkan misi Arsenal melepaskan diri dari kejaran dua rival terdekatnya, Leicester City dan Manchester City. Ketiga klub tersebut sekarang bersaing ketat di puncak klasemen dengan gap hanya satu poin saja. Arsenal mengemas 44 poin. Sama seperti koleksi poin yang didulang The Foxes - julukan Leicester. Arsenal hanya menang agresivitas gol. Plus 16 untuk Arsenal, dan plus 13 untuk Leicester. Sedangkan City terbentang gap satu angka menguntit two horse race pekan ke-22 ini. City menguntit dengan mengemas 43 poin. ’’Apapun hasilnya, kami tetap menganggap positif hasil pertandingan ini. Walaupun kami harus kehilangan dua poin,’’ ujar Wenger sebagaimana dikutip dari situs resmi Arsenal. Wenger layak waswas. Sebab, bukan tidak mungkin tahta klasemen Premier League yang digenggamnya ini melayang pekan depan. Pasalnya, Arsenal sudah ditunggu Chelsea dalam derby London di Emirates, 24 Januari nanti. Andaikan Per Mertesacker dkk kembali membuang-buang poin lagi, maka tidak mustahil Leicester dan City akan menyalipnya. Atau dengan kata lain, perjuangan mengakhiri puasa 12 musimnya tanpa gelar Premier League semakin berat. Walaupun, Arsenal punya kekuatan bernama Stoke effect di belakang misi juara ini. Statistik menyebut, tidak ada klub yang mengalami kekalahan di Britannia Stadium lalu menjadi juara pada akhir musim. Sehingga, silakan coret City dari perburuan trofi. Sisakan Leicester yang mungkin akan selip di pekan-pekan terakhir Premier League. Dalam pernyataannya, pelatih berkebangsaan Prancis itu menyoroti lemahnya penyelesaian akhir timnya ketika menekan balik The Potters – julukan Stoke. Whoscored menyebut, dengan unggul penguasaan bola 55,7 persen, Arsenal kalah dalam jumlah peluang di depan gawang. Justru Stoke yang dominant dengan 14 shots, dan Arsenal hanya delapan shots. Tidak adanya Mesut Oezil jadi kuncinya. Oezil untuk kedua kalinya tidak masuk dalam line up Arsenal. Kreator serangan Arsenal itu dikabarkan mengalami cedera ringan di kakinya. Hanya berbeda dengan absennya yang pertama saat lawan Newcastle United (29/8), pemain Arsenal gagal survive tanpanya. Delapan shots dalam satu game termasuk yang terendah bagi Arsenal musim ini. Beruntung Arsenal punya Petr Cech di bawah mistar yang sukses melakukan lima kali penyelamatan. Dia mengungguli Jack Butland yang hanya bisa melakukan tiga penyelamatan untuk Stoke. Opta mencatat, sepanjang karirnya di Premier League dia sudah melakukan 10 kali cleansheet. Dua kali lebih sedikit dari cleansheet-nya melawan Newcastle United. Kabar bagusnya, baik Cech ataupun Oezil bisa dimainkan melawan Chelsea. Satu pelajaran bisa dipetik Wenger dari laga ini. Dia menyebut laga yang menguras stamina ala Stoke bisa diulangi The Blues -julukan Chelsea. ’’Dan kami harus meresponnya dengan tetap bermain solid, dengan penuh fighting spirit, dan mempertahankan kekompakan tim,’’ lanjut Wenger. Terpisah, Hughes dalam wawancaranya dengan BBC Sport menyebut ini hasil bagus bagi timnya. Menghadapi klub yang katanya punya serangan balik mematikan, Stoke sudah mampu menutupnya sebelum masuk ke area pertahanan mereka. ’’Malah kami yang punya peluang lebih banyak. Ini pertanda adanya kemajuan kami. Walaupun kami juga tidak mampu memanfaatkan peluang-peluang yang kami dapatkan untuk jadi gol,’’ tutur pelatih yang pernah jadi penggawa Manchester United itu. Arsenal bukan klub elit Premier League terakhir yang menguji nyali di Britannia Stadium. Masih ada Tottenham Hotspur satu-satunya klub elit Premier League yang tersisa. Spurs menantang keangkeran kandang Stoke ini pada pekan ke-36, 16 April mendatang. (ren)

Tags :
Kategori :

Terkait