Inter Milan akhirnya berhasil meruntuhkan mitos keangkeran San Paolo, markas Napoli, yang sudah bertahan selama hampir 20 tahun. Dini hari kemarin, di hadapan puluhan ribu tifosi Napoli, Inter untuk pertama kalinya sukses membungkam tuan rumah dengan skor 2-0 untuk kemudian melaju ke semifinal Coppa Italia. Terakhir kali Inter meraih kemenangan di San Paolo terjadi pada Oktober 1997. Sejak itu, tak sekalipun I Nerazzurri meraih kemenangan. Beban psikologis itulah yang diemban anak asuh Roberto Mancini saat menyambangi San Paolo dinihari kemarin dalam laga perempat final Coppa Italia. Mancini melakukan sejumlah rotasi. Di lini depan, dia menyimpan Mauro Icardi di bangku cadangan untuk memberi kesempatan kepada Stevan Jovetic. Eks striker Fiorentina itu didukung tiga gelandang serang Ivan Perisic, Adem Ljajic dan Jonathan Biabiany. Di lini belakang, Juan Jesus masuk sebagai starter menggantikan Jeison Murillo. Rotasi itu tidak menambah beban kepada para pemain. Sebaliknya, Samir Handanovic dan kawan-kawan justru mampu mengatasi beban sejarah di San Paolo dan bermain lepas sepanjang pertandingan. Di lapangan, Napoli memang kerap menekan Inter. Namun Nerazzurri berhasil keluar dari tekanan lewat gol indah Stevan Jovetic pada menit 74. Napoli coba menyamakan kedudukan dengan memasukkan Gonzalo Higuain. Tapi masuknya Higuain hanya membuat I Partenopei semakin terlena dengan permainan menyerangnya. Akibatnya, sebuah serangan balik pada menit 92 berhasil dituntaskan menjadi gol oleh Adem Ljajic untuk menutup laga dengan skor 2-0. Kemenangan itu tak hanya meruntuhkan mitos keangkeran San Paolo yang telah bertahan selama belasan tahun. Juga membawa Inter lolos ke semifinal. La Beneamata akan menghadapi pemenang antara Lazio versus Juventus. Semifinal lainnya akan mempertemukan AC Milan dengan Alessandria yang bermain di kompetisi Lega Pro atau Kasta Tiga sepak bola Italia. ”Ini adalah kemenangan yang kami butuhkan. Kami menang dari tim hebat di tempatbyang sulit ditaklukkan. Seluruh pemain tampil baik. Kami memang sedikit berjuang di babak pertama, tapi kami membaik setelah turun minum. Saya merindukan mencetak gol seperti hari inj. Ada saatnya saya tak bisa berbuat sesuai perintah. Tapi saya selalu memberikan 100 persen di lapangan,” kata Jovetic usai laga seperti dilansir Four Four Two. Yang tak kalah penting, kemenangan dari Napoli juga menjadi suntikan moral sangat penting bagi Inter yang sedang mengalami inkonsistensi permainan di Serie A. Inter menelan dua kekalahan, satu imbang dan hanya meraih satu kemenangan dalam empat laga terakhir di Serie A. Akibatnya, posisi mereka turun ke peringkat tiga. ”Kami harus melanjutkan performa inj. Kami memiliki laga besar di Serie A melawan Carpi dan kami harus fokus untuk itu. Orang-orang menilai kami dalam performa buruk, tapi saya tak melihat hal itu. Saya hanya melihat kami kurang memiliki keberuntungan,” tegas Ljajic, pencetak gol kedua Inter ke gawang Napoli. (ish)
Runtuhkan Mitos 20 Tahun
Kamis 21-01-2016,15:24 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :