Soriano Memang Paling Jago

Sabtu 23-01-2016,17:05 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

MANCHESTER City layak berterima kasih kepada Ferran Soriano. Karena, dia mampu menyulap The Citizens -julukan City - sebagai klub kaya yang dapat mendulang keuntungan besar dalam kurun waktu kurang satu dekade terakhir. Berdasarkan laporan Deloitte Football Money League, income klub milik Sheikh Mansour itu meningkat tajam. Untuk musim 2014-2015 lalu, rekor pemasukannya mencapai GBP 352,6 juta. Atau senilai dengan Rp 6,98 triliun. Dibandingkan dengan musim sebelumnya, pemasukan City meningkat GBP 35,7 juta (Rp 706,7 miliar). Di Premier League, City klub kedua yang bisa menembus pemasukan di atas GBP 350 juta (Rp 6,9 triliun). City hanya kalah dari Manchester United. Besar pemasukan rival sekota City itu berkisar GBP 395,2 juta (Rp 7,8 triliun). Bedanya, United sudah lebih dari satu dekade merangkai jalan bisnisnya. ’’Soriano sudah mendorong City masuk ke dunia bisnis global,’’ tulis Manchester Evening News. Soriano didatangkan Sheikh Mansour dari Barcelona sejak Oktober 2012 silam. Soriano langsung dihadapkan dengan City yang baru menelan kerugian GBP 97,9 juta, atau jika dikalkulasikan ke Rupiah saat ini angka kerugiannya mencapai Rp 1,9 triliun. Pemasukan City saat itu pun hanya GBP 231,1 juta (Rp 4,57 triliun). Perlahan tapi pasti. Bersama Soriano yang pernah menjabat sebagai wakil manajer keuangan Barca pemasukan City membaik. Di musim 2012-2013, pemasukannya naik GBP 40 juta (Rp 791,9 miliar). Beberapa langkah inovasi Soriano untuk City Football Group (CFG) banyak mendatangkan mitra kerja menguntungkan. Salah satunya pabrikan mobil Nissan yang digandeng City sejak tahun 2014 silam. Selain itu, sejak 1 Desember lalu jaringan City lebih luas di Asia. City menggandeng konsorsium dari Tiongkok bernama China Media Capital (CMC). City hanya melepas 13 persen sahamnya kepada CMC, dan mendapatkan dana segar yang jumlahnya mencapai GBP 265 juta (Rp 5,2 triliun). Bukan hanya inovasinya dalam berinvestasi. Soriano juga mengubah jati diri City dalam menggaji pemainnya. City bukan lagi klub yang loyal di dalam membayar gaji pemainnya seperti saat awal-awal Sheikh Mansour berkuasa. Total Sportek menyebut, jumlah pengeluaran untuk membayar gaji pemain City terus menurun tiga musim terakhir. Musim 2013-2014, untuk membayar gaji saja City harus merogoh koceknya sebesar GBP 216 juta (Rp 4,27 triliun). Bandingkan dengan musim 2014-2015 yang hanya GBP 205 juta (Rp 4,05 triliun) dan GBP 193,8 juta (Rp 3,83 triliun) musim ini. Angka itu lebih rendah dari Chelsea dan Manchester United yang masing-masing merogoh GBP 215,6 juta (Rp 4,26 triliun) dan GBP 203 juta (Rp 4,01 triliun). ’’Musim 2014-2015 lalu menjadi awal berfungsinya model keuangan dan investasi strategis kami. Lihat sekarang, City sudah menguntungkan, klub mandiri yang bisa bersaing di level tertinggi di dunia sepak bola,’’ sebut Soriano, dikutip dari AFP. Dan Jones, juru bicara Deloitte menilai potensi pemasukan City bisa bertambah terbuka lebar. Pertama setelah Yaya Toure dkk melenggang ke fase knockout Liga Champions musim 2015-2016 ini. Dan kedua, terkait dengan penambahan kapasitas Etihad menjadi 55 ribu seat. Musim 2014-2015 lalu, pemasukan dari ticketing City masih berkisar GBP 43,4 juta (Rp 859,2 miliar). Kalah jauh dari Arsenal yang bisa sampai di angka GBP 100,4 juta (Rp 1,98 triliun). ’’Pemasukan City pada tahun-tahun mendatang akan terus berlanjut,’’ tegasnya, sebagaimana dikutip dari Daily Star. (ren)

Tags :
Kategori :

Terkait