MU, Menang atau Jadi Penonton

Minggu 07-02-2016,14:12 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

LONDON - Tantangan berat dihadapi oleh Manchester United untuk dapat ikut bersaing dalam meraih gelar bergengsi di Premier League salah satu syaratnya MU harus berhasil menghempaskan Chelsea di Stamford Bridge, London, malam nanti. Menang melawan Chelsea pun sebetulnya hanya mempertahankan jarak saja terhadap Arsenal dan Tottenham Hotspur yang berada diposisi atasnya. Salah satu kelebihan dari Setan Merah adalah rasa percaya diri dari Van Gaal setelah dua laga terakhir berhasil tampil meyakinkan dengan mengalahkan Derby County 3-1 di FA Cup, kemudian membungkan Stoke City 3-0. “Andai mengalahkan Chelsea, kami serasa memulai persaingan lagi di Premier League. Meskipun saya akui sejak kehadirannya (Guus Hiddink) sulit untuk mengalahkan Chelsea ,” koar Van Gaal, sebagaimana dikutip dari ESPN. Kekhawatiran Van Gaal bukan tidak beralasan, sejak Guus Hiddink menggantikan Jose Mourinho 17 Desember lalu, Chelsea belum terkalahkan dalam delapan laga terakhir, walaupun persentase kemenangan masih diangka 37,5%, angka yang relatif sama dengan catatan MU di delapan laga terakhir. Bedanya, sejak pergantian tahun United ngebut dengan hanya sekali kalah dari lima laga Premier League. Dua di antaranya diakhiri dengan cleansheet. “Overall kami sudah bisa menang dua kali beruntun, dengan gol, dan juga bisa cleansheet. Sama seperti saya, Michael Carrick juga setuju jika kompetisi musim ini belum berakhir. Semua masih bisa terjadi,’’ ungkap pelatih berkebangsaan Belanda itu. Di atas kertas, MU tinggal menunggu kutukan Februari berlaku bagi Arsenal yang sejauh ini sudah kehilangan satu kemenangan di Premier League bulan Februari. Pekan lalu The Gunners – julukan Arsenal – tertahan atas Southampton tanpa gol. Sementara untuk Spurs, MU hanya perlu berharap siklus Spurs yang hanya mampu melakukan streak tiga kali menang tetap berlanjut. Musim ini klub berjuluk The Lilywhites itu belum pernah streak empat kali kemenangan. Sayangnya, dibandingkan dukungan di atas kertas, handicap di atas lapangan lebih sulit. Menang di Stamford Bridge sangat sulit. Sepuluh tahun terakhir, hanya sekali MU menang di London. Itu pun tidak termasuk susahnya Van Gaal menekuk klub asuhan Hiddink. Dari lima kali head to head kedua pelatih asal Belanda itu, Van Gaal hanya bisa sekali menang. Menurut Hiddink, MU sedang on fire untuk memburu gelar juara musim ini. Minimal mengamankan zona Liga Champions yang satu strip di atasnya. “Kalian pasti tahu sejarah setiap kali kedua klub ini bertemu, dan laga ini tetaplah laga bigmatch,’’ sebutnya. Diakuinya, Chelsea masih kesulitan untuk memenangi laga. Dari lima laga bulan ini, tiga di antaranya selalu berakhir imbang. Sialnya, tertahan dua kali itu dialami di Stamford Bridge. Yakni atas West Brom 2-2 (14/1) dan Everton 3-3 (16/1). Hanya, untuk duel ke-156 ini Hiddink menjanjikan hasil akhir yang lebih bagus. ’’Lihatlah tim ini perlahan terus membaik. Kini, harapan kami bisa memainkan sepak bola yang indah. Kami masih butuh kemenangan lagi,’’ lanjut Hiddink. Dengan formasi andalannya 4-2-3-1, Hiddink nyaris tidak mengubah starting line up-nya dalam dua laga terakhir. Bedanya, seperti laga melawan Arsenal kemungkinan besar Cesc Fabregas tidak lagi memerankan double pivot. Tapi berada di belakang Diego Costa. Dengan posisi itu, Fabregas lebih kontributif dengan passing dan assists-nya. Gantinya, John Obi Mikel berpasangan dengan Nemanja Matic sebagai double pivot. Thibaut Courtois menyebut opsi ini bisa menjadi titik kembalinya performa Chelsea. Tidak mandul lagi seperti di Vicarage Road. “Dengan performa yang semakin solid, kami tidak mau hanya imbang dan imbang. Kami ingin bisa memenangi setiap laga, dan naik peringkat klasemen. Ini pentingnya laga melawan United,’’ tegasnya dikutip dari situs resmi Chelsea. (ren)

Tags :
Kategori :

Terkait