Panen, Petani Bawang Merugi

Kamis 23-02-2012,02:00 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Harga Anjlok Karena Bawang Impor Banjiri Pasar PANGENAN – 90 persen petani bawang di Desa Pangenan, Kecamatan Pangenan mengalami kerugian pada panen kali ini. Kerugian dikarenakan anjloknya harga bawang hingga 50 persen dari harga pasaran. Menurut salah satu petani setempat, Ujang anjloknya harga jual bawang dari petani dikarenakan bawang Filiphina, Thailand dan India masuk ke pasar Indonesia. “Karena banyaknya barang, maka harga bawang dari petani turun,” tuturnya kepada Radar, kemarin (22/2). Dijelaskan, petani hanya bisa menjual harga pada kisaran Rp3.000 sampai dengan Rp3.500 perkilogramnya. Padahal, sebelum panen atau masa awal tanam harga bawang masih dikisaran Rp5.000 sampai Rp6.000 perkilogramnya. “Kalau harga Rp5.000 saja, kami pas modal. Sedangkan Rp6.000 kami bisa mendapatkan untung. Pada musim tanam tahun lalu, harga bawang berkisar Rp10 ribu hingga Rp20 ribu perkilogramnya,” jelas Ujang. Tapi, jika harganya Rp3.000, justru petani mengalami kerugian. Untuk menanam bawang dengan luas 1,5 hektare, ia harus merogoh Rp30 juta. “Saya harap, kesuksesan musim bawang tahun lalu bisa terulang. Tapi, pada kenyataannya tidak. Dari modal sebesar Rp30 juta, setelah di jual saya hanya mendapatkan uang pengembalian sebesar Rp18 juta dari 6 ton bawang,” keluhnya. Melihat kondisi demikian, ia meminta kepada pemerintah untuk membantu petani bawang dengan menghentikan distribusi bawang impor ke pasar Indonesia. Karena kehadiran bawang impor menghancurkan usaha para petani lokal. “Ya, kami berharap pemerintah mengambil kebijakan yang tepat,” ujarnya. Sementara, Kuwu Desa Pangenan, Moh Ali Taufik berpendapat hampir sebagian besar petani bawang yang ada di Kecamatan Pangenan merugi karena pemerintah tak becus mengatur regulasi ekspor impor komoditas palawija seperti bawang merah. “Akibatnya, petani tak dilindungi dari serangan barang-barang impor,” ungkapnya. Seharusnya, ketika sebagian besar petani bawang yang ada di Indonesia sedang menghadapi panen, pemerintah untuk sementara menghentikan impor bawang agar petani bisa menjual bawang dengan harga yang sesuai. “Baru, setelah petani tak lagi menanam bawang, kebijakan impor dibuka lagi agar stok bawang nasional tetap terjaga,” terangnya. (jun)

Tags :
Kategori :

Terkait