Road to Wembley

Minggu 21-02-2016,10:52 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

LONDON– Atmosfer Wembley Stadium yang paling dirindukan Guus Hiddink dari Inggris. saat menerima pinangan The Blues– julukan Chelsea– sebagai pengganti Jose Mourinho per 19 Desember lalu. Sebab di stadion itulah pelatih berkebangsaan Belanda tersebut  mengangkat trofi pertamanya bersama klub Liga Inggris, Piala FA. Makanya, tujuh tahun berselang dari memori indah itu, Hiddink ingin kembali merangkainya pada periode kedua kepelatihannya di Chelsea kali ini. Hanya dengan mengalahkan Manchester City dalam laga putaran kelima Piala FA di Stamford Bridge, London, malam nantilah yang menjadi pembuka pintunya untuk kembali ke Wembley. “Karena, memenangi Piala FA itu sebuah hal yang prestisius di dunia,’’ ujar Hiddink, dikutip dari BBC. Di atas kertas, minimal Chelsea bisa menyentuh rumput Wembley di laga semifinal jika memenangi laga kali ini. Melihat dari calon lawan-lawan yang berpotensi dihadapi pada putaran keenam, hanya Arsenal, Tottenham Hotspur dan Manchester United kekuatannya seimbang. Apalagi, Chelsea mendapat angin segar. City tidak akan memainkan kekuatan yang membuat Chelsea kesulitan mengalahkannya di dua musim terakhir ini. Skuad asuhan Manuel Pellegrini itu dihadapkan dengan dua persoalan.  Badai cedera, dan prioritasnya untuk memainkan komposisi terbaik di dalam lawatannya ke Kiev. Kamis dini hari nanti WIB (25/2) City melawan Dynamo Kiev dalam leg pertama 16 Besar Liga Champions. Sehingga, City hanya punya stok 13 pemain senior yang fit. Whoscored menyebut, City akan menurunkan nama-nama yang masih hijau jam terbangnya. Sebut saja gelandang bertahan Aleix Garcia, Bersant Celina di posisi winger kanan, dan Manu Garcia yang akan berada di belakang Kelechi Iheanacho. Hanya Nicholas Otamendi, Martin Demichelis, Aleksandar Kolarov, dan Raheem Sterling langganan starter City yang dimainkan. Bukan hanya membuka jalan ke Wembley. Lolos ke putaran keenam akan jadi pencapaian terbaik Chelsea dua musim terakhir pasca semifinal di edisi 2012-2013. Berbicara dalam situs resmi klub, pelatih berusia 69 tahun itu menolak anggapan timnya bisa menang mudah dengan kekuatan City ini. ’’Apakah itu keuntungan? Tidak. Bayangkan jika anak-anak muda City bermain dengan kekuatan 120 persen?’’ sebutnya. Terlepas dari meledaknya Kelechi Iheanacho, Hiddink mencontohkan beberapa pemain muda City yang sudah memberi kontribusi bagi tim. Manu Garcia malah sudah menyumbangkan satu golnya bagi City di pentas Piala Liga. Menurut mantan pelatih timnas Belanda itu City tetaplah klub besar, bagaimana pun kekuatannya. “Lihat bagaimana mereka bermain, bola-bola pendeknya selalu menjadi ancaman. Dengan penguasaan bola yang dominan mereka bisa lebih mudah mengalahkan lawan-lawannya,’’ beber Hiddink. Itulah yang membuat Hiddink tetap meladeni City dengan normal. Di antara starting eleven-nya, hanya lini belakang yang mengalami perubahan. Absennya John Terry yang masih cedera hamstring, Branislav Ivanovic dari sisi kanan digeser masuk ke dalam berduet dengan Gary Cahill. Sementara, sisi kanan diisi Cesar Azpilicueta yang biasa menempati sisi kiri. Sebagai gantinya, Baba Rahman bisa mengisi posisi Azpilicueta itu. Inilah persoalannya. Tanpa Terry dan Kurt Zouma di posisi bek tengah, jala gawang Chelsea lebih sering kebobolan. Dengan siapapun Cahill berkolaborasi, baik dengan Terry atau Zouma gawang Chelsea bisa kebobolan 1,2 gol per laga. Lalu, bagaimana ketika dia berpartner dengan Ivanovic? Ini baru kali pertamanya keduanya dimainkan berbarengan. Begitu juga dengan menggeser Azpilicueta ke sisi kanan membuka jalan Iheanacho mengeksplorasi sisi kiri yang ditempati Baba. Iheanacho lebih sering bergerak di sisi kanan serangan City atau sisi kiri pertahanan lawan. Ivanovic yakin tidak ada kejutan yang bisa diberikan striker muda Nigeria itu. ’’Apapun harus kami berikan untuk klub, karena Piala FA ini satu-satunya cara kami menyenangkan fans di akhir musim nanti,’’ koar vice captain Chelsea itu, kepada London Evening Standard.  Tekanan meraih trofi pelipur lara di akhir musim itulah yang bisa jadi pembedanya. Tidak seperti Chelsea yang hanya bisa berharap dari Piala FA, City masih punya satu final, yaitu final Piala Liga menghadapi Liverpool di Wembley, 28 Februari nanti. Minimal, satu trofi domestik sudah di depan mata. Begitu juga dengan kans trofi Premier League dan Liga Champions. Di Premier League, Pablo Zabaleta dkk masih berada di top four. Sedangkan di Liga Champions City baru menapak di babak 16 Besar. Zabaleta kepada Soccerway menyebut timnya akan menapak jalan ke Wembley untuk kedua kalinya. Setidaknya setelah merasakan atmosfer final Piala Liga. Ekspektasi besar Chelsea merengkuh trofi terakhir musim ini dan ambisi Hiddink jadi senjatanya. “Chelsea salah satu klub favorit untuk memenangi Piala FA di musim ini. Lalu, saya dengan Hiddink juga sudah bicara soal final. So dengan posisi seperti ini ekspektasi besar ada di pundak mereka. Bukan di pundak kami,’’ terangnya. (ren)

Tags :
Kategori :

Terkait