Bupati Utje: Jangan Malu Berbahasa Sunda

Senin 22-02-2016,11:21 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KUNINGAN - Hari Bahasa Ibu Internasional atau sering disebut International Mother Language Day dirayakan setiap 21 Februari. Di Kuningan sendiri, peringatan tahun ini diselenggarakan pada acara Car Free Day yang dipusatkan di Taman Kota (Tamkot). Tema yang diangkat adalah, Basa Sunda Ti Mangsa Ka Mangsa, Jadi Kareeus Urang Sunda. Tema tersebut maksudnya, dari waktu ke waktu, orang Sunda harus merasa bangga dengan bahasa ibunya, yakni Bahasa Sunda dan harus dijadikan bahasa pengantar sehari-hari. Dalam peringatan Bahasa Ibu Internasional tersebut, Disparbud Kuningan menggelar berbagai pagelaran seni budaya yakni wayang d\'krek dan tari pencak silat. Kemudian, musik akustik etnik dan pembacaan puisi Sunda. Bupati Kuningan, Hj Utje Ch Hamid Suganda yang menghadiri acara menyebutkan, peringatan Bahasa Ibu Internasional untuk mengingatkan kepada masyarakat. Data UNESCO memperkirakan, sekitar 3.000 bahasa akan punah di akhir abad ini. Hanya separuh dari jumlah bahasa yang dituturkan oleh penduduk dunia saat ini yang masih akan eksis hingga tahun 2100 nanti. Dan National Geographic merinci lagi bahwa ada satu bahasa di dunia yang punah setiap 14 hari. “Di banyak tempat di dunia, bahasa sedang berjalan menuju ke kepunahannya,” ucap Utje. Dikatakannya, data UNESCO menunjukkan, Indonesia adalah bangsa yang kaya dengan bahasa. Pada 2008, jumlah bahasa di dunia ada 6.912 bahasa. Dari sejumlah itu, Indonesia menduduki peringkat kedua atau 741 bahasa. Lebih lanjut dikatakan, dalam Summer Institute of Linguistics 2006, disebutkan tentang peringkat bahasa dengan jumlah penutur terbanyak di Indonesia. Bahasa Sunda meraih urutan kedua dengan jumlah penutur sebanyak 27 juta. Urutan  pertama adalah Bahasa Jawa. Namun lambat laun juga akan punah kalau tidak digunakan terus. Salah satu indikatornya, kata bupati, adalah semakin banyaknya keluarga (terutama pasangan muda) yang tidak menguasai Bahasa Sunda dalam pergaulan sehari-hari, sehingga tidak mengajarkannya kepada putra-putri mereka. Salah satu momen penting pada Hari Bahasa Ibu Internasional adalah peran seorang ibu dalam mendidik anak untuk menguasai bahasa. Untuk itu, dia mengajak kepada ibu-ibu dan semua untuk menggunakan Bahasa Sunda sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. “Jangan malu berbicara Sunda karena kita urang Sunda. Kalau tidak kita mau siapa lagi,” ucapnya. Terpisah, Kadisparbud Drs Teddy Suminar MSi menambahkan, setiap tahun pihak selalu menggelar berbagai kegiatan untuk mieling basa indung. Harapannya agar warga sadar dan cinta terhadap bahasa dan budaya. “Kami selalu berusaha melakuakan upaya agar seni budaya dan Bahasa Sunda tetap lestari,” ucapnya. Dari pantauan Radar, acara berlangsung meriah. Penonton pun sangat banyak karena pada hari Minggu merupakan kegiatan Car Free Day. Mereka berharap kegiatan seperti ini terus dilakukan. “Saya juga sebagai orang Sunda prihatin dengan urang Sunda yang terkesan gengsi menggunanakan bahasa. Lihat Presiden SBY, Jokowi, mereka tidak gengsi menggunakan Bahasa Jawa. Orang Sunda juga harus memiliki kebanggaan,” jelas  Wati Sukwati, warga Kelurahan Kuningan yang ikut menyaksikan acara peringatan Bahasa Ibu Internasional. (mus)  

Tags :
Kategori :

Terkait