Beri Kompensasi untuk Naskah Kuno

Senin 22-02-2016,15:48 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

KUNINGAN - Sebagai upaya menyelamatkan naskah-naskah kuno yang masih ada, tahun ini Pemkab Kuningan menyediakan kompensasi bagi masyarakat yang menyerahkan naskah tersebut. \"Kami melakukan ini karena yakin masih ada naskah-naskah yang disimpan oleh warga. Dari pada disimpan di rumah, lebih baik diserahkan ke Kantor Arsip dan Perpustakan Daerah akan lebih bermanfaat,\" ucap Kepala Kantor Arsip dan Perpusatakan Daerah Kuningan, Dudin Mufakir SH kepada Radar, kemarin (21/2). Dudin didampingi Kasubag TU, Samsul Rizal menyebut, akan banyak manfaat apabila naskah-naskah kuno diserahkan. Selain mengetahui sejarah masa lampau, juga bisa dijadikan bahan penelitian. Pihak Arsip dan Perpustakaan, kata Dudin, menyebutkan asal muasal naskah-naskah tersebut. Sehingga masyarakat akan mengetahui sejarah naskah tersebut. Naskah juga akan diperbaiki atau direstorasi agar tidak rusak. “Untuk kompensasi, kami menyediakan dana yang tidak besar. Tapi uang itu sebagai bukti bahwa pemerintah serius ingin mengamankan naskah yang berharga tersebut,” jelasnya. Pihaknya baru pada tahun ini melakuan pengumpulan naskah. Soalnya, sejarah tanpa disertai bukti otentik akan menjadi sebuah mitos. Naskah akan menjadi salah satu bukti bahwa sejarah tersebut benar adanya. Selama ini, kata dia, yang baru diamankan oleh Kantor Arsip adalah Alquran tulis tangan buatan tahun 1808 dan tafsir tangan plus kitab gundul, yang semuanya ditulis tangan oleh Mbah Dako di Desa Lengkong Kecamatan Garawangi pada tahun 1850 (1266 H). Peninggalan bersejarah itu, saat ini sudah direstorasi pada tahun 2015. Sehingga kondisinya sangat bagus. Pihaknya berharap, warga untuk menyerahkan barang berharga tersebut. “Jangan  takut untuk menyerahkan naskah. Terkadang, ada ketakutan untuk menyerahkan naskah dengan berbagai alasan. Padahal langkah terbaik adalah memberikan naskah tersebut agar bermanfaat,” jelas Dudin. Dia juga merasa yakin masih banyak naskah yang ada di masyarakat. Mantan sekretaris Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya ini mengaku, sebagai daerah yang  sarat dengan peninggalan sejarah, pastinya akan ada naskah-naskah yang disimpan. Biasanya selalu diberikan secara turun temurun. “Kami butuh naskah, bukan benda. Kalau benda bisa diberikan ke museum,” pungkasnya. (mus)

Tags :
Kategori :

Terkait