Rekrutmen Dianggap Tidak Benar, Tim SPOU Pencak Silat Diprotes

Selasa 23-02-2016,12:42 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Ketua Padjajaran Nasional Kota Cirebon Minta Tim Dirombak CIREBON - Rekrutmen pesilat anggota tim Sentra Pembinaan Olahraga Unggulan (SPOU) diprotes oleh Ketua Perguruan Padjadjaran Nasional (PN) Kota Cirebon, H Agus Muharam. Menurut dia, penetapan atlet SPOU dari cabang pencak silat tidak dilakukan melalui proses yang benar. Sejumlah nama yang tergabung dalam tim itu, menurut dia, bukan pesilat terbaik di Kota Cirebon. Padahal, tim itu didominasi oleh para pesilat PN Kota Cirebon. Dari delapan pesilat, ada lima pesilat yang berasal dari PN Kota Cirebon. Sisanya, satu pesilat dari Merpati Putih dan satu pesilat dari Satria Muda Indonesia. “Ini bukan soal siapa yang mendominasi atau tidak dalam tim itu (SPOU, red). Tapi tentang kualitas pesilat yang nantinya akan dijadikan andalan Kota Cirebon di Porda,” tegas Agus kepada Radar Cirebon, kemarin. Agus menyayangkan dirinya tidak dilibatkan dalam proses rekrutmen atlet oleh Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Cirebon. Sebagai Ketua, Agus tahu betul pesilat-pesilat potensial yang ada di perguruannya. “Agar fair, seharusnya ada seleksi dulu. SPOU itu kan memakai anggaran dari APBD Kota Cirebon. Anggaran yang berasal dari rakyat. Sayang sekali kalau program ini tidak menyentuh atlet-atlet yang memang layak mendapatkannya,” ujarnya. Dia menyoroti sejumlah nama seperti Andi Rawinda Febri, Hendra Sukma Pratama dan Shefira Nibras Sidqi. Ketiganya adalah pesilat anggota PN Kota Cirebon yang turut memperkuat kontingen Kota Cirebon di Porda Jabar XII/2014 lalu. Bahkan, Shefira turut menyumbangkan medali perunggu dalam perhelatan itu. Namun menurut Agus, saat ini ketiga pesilat tidak lagi menjalani program latihan secara intens di perguruannya. Hendra dan Andi sudah disibukan dengan pekerjaannya masing-masing. Sementara Shefira, sudah menyatakan dirinya tidak akan turun di Porda 2018. “Saya heran, kenapa ada nama mereka di SPOU,” katanya. “Padahal, ada pesilat yang lebih layak menempati posisi itu. Kalau begini, bagaimana kita akan dapat meningkatkan prestasi di Porda 2018 nanti. Disporbudpar dan KONI harus memperhatikan betul persoalan ini,” katanya. Agus bersikeras agar daftar pesilat penerima uang pembinaan melalui program SPOU yang digagas Disporbudpar Kota Cirebon dirombak total. “Kalau kita ingin berprestasi. Kita harus pilih atlet yang terbaik,” ucapnya. Sementara itu, proses perekrutan atlet SPOU dari cabang pencak silat ini semakin membingungkan ketika Ketua Umum IPSI Kota Cirebon Bambang Prawoto mengaku tidak tahu mengapa nama-nama itu masuk tim SPOU. Padahal, dia sendiri tercatat sebagai manajer tim SPOU cabang pencak silat. Dan menandatangani surat rekomendasi yang ditujukan kepada Disporbudpar. “Selama ini IPSI memang tidak pernah dilibatkan dalam rekrutmen pesilat SPOU. Makanya, saya tidak paham seperti apa sebetulnya SPOU itu. Ketika daftar nama-nama atlet itu ditunjukan kepada saya, saya tanda tangani surat itu,” tuturnya. Nama-nama atlet yang masuk ke dalam daftar penerima uang saku dari Disporbudpar Kota Cirebon melalui program SPOU itu, kata Bambang, sudah ditentunkan oleh pelatihnya masing-masing. “Saya rasa, Pak Agus harus menanyakan soal itu (rekrutmen atlet, red) ke pelatih PN Kota Cirebon. Karena saya mendapatkan nama-nama itu dari pelatih-pelatih. Termasuk pelatihnya PN,” ujarnya. (ttr)

Tags :
Kategori :

Terkait