PSSI Eksis Lagi, Target Tuan Rumah AFF Cup

Kamis 25-02-2016,15:05 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

JAKARTA- Persepakbolaan Indonesia akan kembali normal. Tim nasional (timnas) bisa berlaga di ajang internasional. Demikian pula liga yang akan berputar dalam berbagai jenjang. Hal itu sejalan dengan bakal dicabutnya pembekuan terhadap Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Pencabutan pembekuan tersebut merupakan instruksi Presiden Joko Widodo setelah melakukan pertemuan dengan Wapres Jusuf Kalla, Menpora Imam Nahrawi, dan Ketua Komite Ad Hoc Reformasi PSSI Agum Gumelar kemarin (24/2). Menpora diberi waktu dua hari untuk menentukan langkah-langkah teknis demi normalisasi sepak bola tanah air. PSSI dibekukan pemerintah pada 17 April 2015 setelah tidak menghiraukan tiga surat peringatan yang dikeluarkan Kemenpora. Tiga surat peringatan itu diberikan lantaran PSSI tidak mematuhi rekomendasi Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) soal status kompetisi serta status Persebaya dan Arema. “Kami akan mengkaji segala aspek sebelum melakukan pencabutan pembekuan,” kata Menpora Imam Nahrawi di kompleks istana kepresidenan kemarin. “Pemerintah harus ada dalam bagian yang tidak terpisahkan, baik struktural maupun koordinasi dengan PSSI,” imbuh Imam Nahrawi. Kehadiran pemerintah dalam pengelolaan sepak bola tanah air itu merupakan satu di antara tiga syarat yang ditetapkan pemerintah kepada PSSI agar pembekuan dicabut. Syarat kedua adalah tranparansi dan akuntabilitas keuangan kepada pemerintah serta masyarakat. Yang ketiga adalah menggelar kongres luar biasa (KLB) untuk menyusun kepengurusan baru paling lambat enam bulan setelah surat pencabutan pembekuan PSSI diterbitkan Menpora. Pencabutan pembekuan PSSI selambatnya dilakukan Jumat besok. Dengan demikian, PSSI di bawah kepemimpinan La Nyalla Mattalitti bisa menjalankan organisasi, termasuk mempersiapkan timnas dan memutar liga. “Itu semua sudah otomatis (La Nyalla akan memimpin PSSI, red),” kata Gatot S. Dewa Broto, juru bicara Kemenpora. Event terdekat yang bisa diikuti timnas Indonesia adalah Piala AFF akhir tahun nanti. Sebelumnya, pembekuan PSSI membuat timnas Indonesia tidak bisa mengikuti beberapa event internasional. Misalnya, kualifikasi Piala Asia. Sanksi FIFA kepada Indonesia sangat mungkin dicabut dalam kongres yang diselenggarakan di Zurich pekan ini. Pencabutan pembekuan itu juga memungkinkan timnas untuk segera mempersiapkan diri menghadapi SEA Games 2017 serta Asian Games 2018. Sebagai negeri gila bola, timnas sepak bola memang selalu mendapat atensi lebih jika dibandingkan dengan cabang olahraga lain. Meski, karena pengelolaan yang kurang baik, Tim Merah Putih sudah terpuruk sekian lama. PT Liga Indonesia selaku pengelola liga juga bisa memutar kompetisi. Kebetulan, mereka sudah berancang-ancang menyelenggarakan Indonesia Super Competition pada April mendatang. Namun, karena pembekuan PSSI sudah dicabut, mereka tetap bisa menggelar Indonesia Super League (ISL) seperti sebelumnya. Sementara itu, La Nyalla dalam rilis resminya menyatakan terima kasih kepada presiden. “Kami mohon dukungan dan bimbingan Bapak Presiden Jokowi agar sepak bola Indonesia bisa maju sesuai dengan harapan bangsa Indonesia,” tulis pria yang juga ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur itu. Setelah menghadap presiden, Agum menegaskan pentingnya pengawasan terhadap PSSI. Dia sepakat semua pihak, termasuk pemerintah, ikut mengawasi reformasi yang dilakukan PSSI. Sebagai negara sepak bola yang sangat besar, kata Agum, Indonesia memiliki posisi tawar yang sangat kuat. Begitu sanksi dari FIFA dicabut, Indonesia akan mendapat keistimewaan. “Begitu ban FIFA dicabut, kita akan dipercaya menjadi tuan rumah AFF Cup pada 19 November–17 Desember 2016 menggantikan Filipina,’’ ungkapnya. Sementara itu, tim pelatih Persela Ludianto menyambut positif pencabutan pembekuan PSSI. Dia berharap pemerintah dan PSSI bisa sejalan dalam reformasi sepak bola tanah air. “Sebenarnya kami setuju dengan sikap tegas pemerintah sebelumnya. Sebab, tujuannya adalah melindungi para pemain dan pelatih. Semoga ke depan bisa jadi pemantik untuk melakukan pembenahan,’’ ujarnya. Soal kompetisi, dia memiliki pandangan agar tahun ini digunakan sebagai masa transisi. Dia setuju PT Liga menyelenggarakan Indonesia Super Competition (ISC) sebagai pengganti sementara ISL. Dalam masa transisi ini, klub bisa mencari pijakan untuk benar-benar memenuhi standar profesional pada liga musim 2017. (owi/byu/ben/nap/c5/ang)

Tags :
Kategori :

Terkait