Taji Sang Anak Kecil

Senin 29-02-2016,08:30 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

MANCHESTER - Marcus Rashford bukan pahlawan. Dia hanya anak kecil yang mencoba menjadi pahlawan bagi Manchester United. Dan, tadi malam anak kecil yang masih berusia 18 tahun 120 hari itu kembali jadi hero di balik tumbangnya Arsenal di Old Trafford. Setan Merah -julukan United- mengalahkan Arsenal dengan skor tipis 3-2 (2-1). Rashford menyumbangkan dua dari tiga gol kemenangan United di dalam pertandingan tersebut masing-masing pada menit ke-29 dan 32. Sepakan keras untuk gol pertama dan heading memanfaatkan umpan dari Jesse Lingard melengkapi dua gol debut Premier League-nya. Rashford melengkapi indahnya Minggu malam itu dengan assists di balik gol Ander Herrera pada menit ke-65. Gol balasan dari Danny Welbeck (menit ke-40) dan Mesut Oezil (69’) tidak mampu menutupi sorotan Old Trafford untuk anak kecil kesayangan Nicky Butt di tim akademi United tersebut. Opta mencatat, Rashford sebagai pemain termuda United yang mencetak gol dalam debut starternya. Dia memecahkan rekor James Wilson yang mencetak gol pada usia 18 tahun 157 hari, Mei 2014 silam. Bukan hanya itu. Rashford juga menyamai rekor Wayne Rooney yang mencetak dua gol pertamanya di Premier League bersama Everton pada usia 18 tahun 120 hari. ’’Ini bukan sekedar membicarakan gol-gol dari Rashofrd. Melainkan sentuhan-sentuhannya, visi bermainnya yang bagus, dan juga caranya untuk mencari posisi yang jitu,’’ puji pundit BBC Radio 5, Trevor Sinclair setelah laga. Rekor-rekor di Premier League ini melengkapi rekor sebelumnya di Europa League yang dicatatkan Rashford. Dia memecahkan rekor termuda dalam urusan mencetak dua gol di Eropa yang sebelumnya dipegang George Best. Best mencetak dua gol di Eropa pada usia 18 tahun 154 hari, Oktober 1964 silam. Dilansir Mirror, Van Gaal tidak terkejut dengan ledakan pemain mudanya ini. ’’Yang saya tahu kebanyakan pemain muda pasti akan bermain dengan bagus di laga pertamanya,’’ sebut Van Gaal. Van Gaal menyamakan debut-debut manis pemain di klub dilatihnya. Baik di Ajax Amsterdam, Barcelona, dan Bayern Muenchen. Kluivert bisa mencetak gol debutnya di laga Piala Super Belanda. Lalu, Xavi Hernandez ke gawang Real Valladolid. Begitu juga dengan Thomas Mueller. ’’Mereka selalu punya debut yang fantastis, begitu juga dengan Rashford,’’ pujinya. Van Gaal bisa saja menyimpan pujian itu. Sebab, sebelum laga, dia sempat salah memberikan keterangan pers. Ditanya tentang kemungkinan memainkan Rashford sebagai starter atau tidak, pelatih yang berkebangsaan Belanda itu menyebut tidak. Padahal, yang dia dengar bukan Marcus Rashford. Melainkan Marcos Rojo. ’’Dia tidak akan kami mainkan, kalaupun dimainkan dia akan datang dari bench,’’ ucap Van Gaal sebelum menyadari kesalahannya. ’’Ah, kalian tanya tentang Marcus, saya kira Marcos,’’ sebut Van Gaal setelahnya, dikutip dari The Guardian. Lantas, siapakah sebenarnya Rashford? Rashford merupakan pemain yang dicomot United dari Fletcher Moss Junior Football, klub yang menyuplai pemain-pemain United seperti Wesley Brown, Danny Welbeck, dan Cameron Borthwick-Jackson. Dia diboyong ke Carrington pada musim panas 2014 silam, atau pada tahun pertama era kekuasaan Van Gaal di Old Trafford. Penyerang kelahiran Manchester ini bisa dibilang penyerang yang enerjik, dengan kekuatan shots yang dimilikinya. Selain itu, Rashford juga bisa bermain bukan hanya sebagai pemain di posisi nomor sembilan. Dia juga bisa dimainkan di posisi nomor sepuluh. Itu yang membuat Butt kepincut dengannya. ’’Benar-benar pemain yang penuh talenta,’’ puji Butt, dikutip dari situs resmi United. Selain Rashford, dalam laga tadi malam Van Gaal menunjukkan bukti bahwa dia lihai melahirkan pemain muda berbakat. Enam pemain diturunkan Van Gaal. Selain Rashford, juga ada Jesse Lingard, Timothy Fosu Mensah, dan Adnan Januzaj. Lalu di bangku cadangan ada Andreas Pereira dan Joe Riley. Cemerlangnya Rashford ini menandai Februari yang sulit Arsenal di bulan Februari. Kutukan bulan kedua ini tetap berlaku. Dari enam laga di semua ajang bulan ini, rekornya dua kali menang, dua imbang dan dua kali kalah. Artinya, persentase kemenangan Per Mertesacker dkk hanya 33,3 persen saja. Di Premier League, rekor Arsenal hanya dua kali menang, satu kali imbang dan sekali kalah. Kekalahan ini pun membuat Arsenal semakin tertinggal dari Leicester City. Dari puncak, Arsenal terpaut lima poin. Lalu, dari Tottenham Hotspur kini terbentang jarak tiga poin. Arsenal 51, Spurs 54. Itu tidak terlepas dari kemenangan Spurs atas Swansea City 2-1 di White Hart Lane, London, tadi malam. Dalam wawancaranya kepada BBC Sports, pelatih Arsene Wenger mengaku kecewa dengan hasil ini. Sebab, dengan keunggulan 61 persen dari sisi penguasaan bola dan 18 shots berbanding 12 shots, seharusnya tiga poin bisa diamankan dari Old Trafford. ’’Saya kecewa karena kami lagi-lagi kehilangan kesempatan meraih poin penting. Tapi sudahlah. Kami fokus ke pertandingan selanjutnya. Para pemain perlu bangkit untuk laga ke depan, dan bermain lebih kuat lagi,’’ tutur Wenger. Tengah pekan nanti Arsenal bermain di kandang sendiri menjamu The Swans, julukan Swansea (3/3). Laga di Emirates itu akan menjadi jembatan bagi Arsenal untuk meladeni Spurs dalam duel derby London Utara melawan Spurs akhir pekan nanti (5/3). (ren)

Tags :
Kategori :

Terkait