KUNINGAN - Sekelompok pendaki Gunung Ciremai asal Bekasi sejak Senin (29/2) sore tertahan di Blok Sanggabuana I karena ada salah satu anggotanya yang sakit. Kini tim ranger dari pos pendakian Linggarjati dan Palutungan tengah melakukan penjemputan terhadap para pendaki tersebut untuk evakuasi.
Berdasarkan informasi dihimpun radarcirebon.com, jumlah pendaki yang tertahan sebanyak empat orang yaitu Rudi Swasto (27) warga Bekasi mengalami kram pada kedua kakinya sehingga tak bisa melanjutkan perjalanan ditemai tiga rekannya Suridin, Aseng dan Uting. Tertahannya empat pendaki tersebut dilaporkan oleh dua temannya yang turun lebih dulu saat tiba di Pos I Jalur Linggarjati bernama Giar dan Asrul.
\"Kami berangkat berenam melalui Jalur Palutungan pada Minggu pagi (28/1). Kemudian pada hari Senin (29/2) kami memutuskan turun melalui jalur Linggarjati, namun saat memasuki Pos Sanggabuana I, teman kami Rudi mengalami kram kedua kakinya sehingga tidak bisa melanjutkan perjalanan ditemani tiga teman kami yang lain,\" ungkap Giar saat ditemui di Pos Linggarjati, Selasa (1/3).
Menurut Giar, tiga teman yang menemani Rudi sebetulnya dalam kondisi fit dan masih bisa melanjutkan perjalanan. Namun untuk menjaga Rudi yang kesakitan, maka mereka memutuskan ikut berhenti untuk menemani.
\"Logistik masih cukup. Mereka untuk sementara nge-camp di Pos Sanggabuana I untuk beristirahan sambil melakukan tindakan pemulihan, mudah-mudahan saat tim ranger datang kodisi Rudi sudah agak mendingan dan bisa turun dengan mudah,\" ujar Giar.
Sementara itu petugas Kompepar Andi Rusdian mengatakan, tim ranger yang beranggotakan 10 orang terdiri dari enam orang dari Pos Palutungan dan empat dari Pos Linggarjati sudah berangkat sekitar pukul 11.45 WIB untuk menjemput para pendaki tersebut. Diperkirakan, perjalanan tim evakuasi hingga titik lokasi empat pendaki tersebut selama lima jam.
\"Setelah ditemukan, tidak mungkin langsung dilakukan evakuasi karena tim juga harus istirahat untuk pemulihan tenaga. Jika memungkinkan, proses evakuasi dilakukan malam ini juga atau jika tidak mungkin besok tergantung kondisi pendaki yang sakit,\" ujar Andi.
Karena, menurut Andi, proses evakuasi tidak mungkin dilakukan dengan cara menggotong pendaki yang sakit tersebut karena kondisi jalur pendakian yang curam, melainkan dengan cara membantu perjalanan turun pendaki tersebut secara perlahan-lahan sambil dipapah.
\"Jalur Linggarjati ini tergolong jalur berat, sehingga perjalanan turun dengan membawa pendaki yang sedang sakit mungkin akan lebih sulit. Kami belum dapat memprediksi kapan para pendaki tersebut bisa sampai di bawah,\" ujar Andi. (taufik)