Dokter Asal Cirebon Meninggal Saat Bertugas di Pedalaman Papua

Kamis 03-03-2016,05:44 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON - Air mata Berti Torasi Hasibuan (55) terus mengalir. Ia masih terpukul dengan kematian anaknya, dr Lasma Eleonora Sinaga, setelah sakit saat menjalankan tugas sebagai pegawai tidak tetap (PTT) di Distrik Shab, Kab Asmat, Papua. Berti pun menceritakan saat mendapat kabar dari rekan-rekan dr Lasma  bahwa anaknya dalam kondisi demam dan sakit serta sudah tidak sadarkan diri . “Awalnya dikira sakit biasa, cuma kondisinya tidak kunjung membaik dan terus memburuk, kesadarannya menurun dan kemudian koma,” ujarnya, Rabu (2/3). Peralatan yang tidak memadai dan transportasi yang tidak mendukung di tepatnya bertugas  semakin memperburuk situasi. Keluarga pun semakin cemas.  Akhirnya, setelah bermusyawarah,  kakak dr Lasma, Hendrik berangkat ke Papua untuk memastikan kondisi dr Lasma sekaligus menjemputnya untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit di Jakarta. dr Lasma pun kemudian dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar dan lebih komplit  di Timika. Namun perjalanan dari Asmat tidaklah mudah, dr Lasma pun diterbangkan dalam kondisi tidak sadar dan dirawat di RS Timika. Tiga hari mendapat perawatan di Timka, dr Lasma kemudian dievakuasi ke Jakarta menggunakan pesawat carteran. “Di Asmat dirawat dua hari, di Timika tiga hari dan di RSCM kurang lebih tiga bulan,” imbuhnya. Dari diagnosa dokter, dr Lasma menderita meningitis TB atau radang selaput otak. Penyakit ini bisa disebabkan oleh oleh beberapa hal seperti bakteri, virus dan jamur. Hal yang sama juga yang kemudian merenggut nyawa komedian Olga Sayahputra beberapa waktu lalu. Semasa masih di Cirebon, dr Lasma pernah mengenyam pendidikan di SD dan SMP Santamaria, ketika masu ke bangku SMA, Lasma meneruskan pendidikannya di SMAN I Kota Cirebon dan lulus mendapatkan gelar dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia pada tahun 2004. dr Lasma setelah lulus dari FK UKI pernah bekerja pada sejumlah rumah sakit, setahun kemudian ia ikut bergabung pada program internship PTT dan ditempatkan di pedalaman Asmat. Sebenarnya kontrak dr Lasma sudah habis selama dua tahun namun oleh Pemkab Asmat, kontrak dr Lasma diperpanjang. “Saat kejadian sudah masuk tiga tahun di Papua,” ujar Berti. Diakhir pembicaraan dengan Radar, Berti pun sempat mengalami pingsan dan tidak sadarkan diri, ia teringat anak kesayangannya tersebut. “Saya ini sudah tua, sudah sakit-sakitan, tak kuat rasanya kalau ingat ini,” ujarnya lirih. Rencananya, perwakilan dari Kemenkes dan Pemkab Asmat akan datang ke Cirebon sembari mengantarkan barang-barang milik dr Lasma yang masih berada di Papua, dr Lasma pun kemudian dimakamkan di TPU Sasono Mulyo Harjamukti Cirebon. (andri wiguna)  

Tags :
Kategori :

Terkait