PERASAAN Dele Alli sedang berbunga-bunga. Hanya berselang dua malam sebelum Derby London Utara menjamu Arsenal di White Hart Lane, malam nanti WIB, Alli menyabet gelar sebagai Pemain Muda Terbaik Tahun Ini di London Football Awards.
Selain Alli, Tottenham Hotspur juga mengirimkan nama pelatihnya di jajaran anugerah terbaik tahunan klub-klub yang ber-homeground di London itu. Mauricio Pochettino menerima anugerah sebagai Pelatih Terbaik Tahun Ini.
Gelar ini menjadi penanda metamorfosa pertama Alli setelah direkrut dari klub kasta ketiga Milton Keynes Dons (MK Dons) musim lalu, menjadi pemain penting di Spurs. CIES Football Observatory menyebutnya sebagai pemain berusia di bawah 20 tahun paling berpengalaman di Eropa.
Sebagaimana dilansir Daily Mail, Alli menyebut ada Steven Gerrard di belakang langkahnya. ’’Saya secara masif meniru Steven Gerrard,’’ ucap pemain asli binaan MK Dons itu dalam sebuah wawancara di Four Four Two.
Kebetulan, Alli dan Stevie G -sapaan Gerrard- sama-sama main di posisi nomor delapan atau gelandang tengah. Statistik Whoscored menyebut ada beberapa kesamaan antara Alli dan Gerrard dari sisi teknis permainan.
Salah satunya dari sisi assist. Di Premier League musim ini, Alli sudah membuat lima assist, terbanyak kedua di Spurs setelah Christian Eriksen dengan delapan assist-nya. Gerrard semasa di Liverpool pun juga dikenal sebagai pencetak assist terbanyak.
Lima musim terakhir di The Reds –julukan Liverpool, total ada 28 assist dibukukan Gerrard. Per musimnya, gelandang yang sekarang main di Major League Soccer (MLS) bersama LA Galaxy itu bisa membukukan 5,6 assist.
Selain itu, gaya bermainnya yang lebih sering melakukan dribbling juga sama seperti Gerrard. ’’Bahkan sepatu yang dia kenakan pun juga saya contoh. Termasuk sikapnya di lapangan, Anda bisa melihat betapa dia benci kekalahan, pun demikian dengan saya,’’ ungkapnya.
Bedanya, Alli kini membuka peluang meraih gelar yang belum pernah didapatkan Gerrard, juara Premier League. Termasuk malam nanti, memang masih ada 10 laga tersisa bagi Spurs dan Alli. Namun, apabila Alli tetap bisa mempertahankan konsistensi permainannya, gelar itu tidak mustahil diraih.
Dari segala aspek permainan, Alli selalu ada di top three pemain yang berpengaruh di The Lilywhites – julukan Spurs. Alli menjadi pemain paling banyak melakukan dribbling, dengan 74 kali. Lalu, untuk urusan jumlah gol, dia ada di belakang Harry Kane.
Assist? Dia di belakang Eriksen. Jumlah tembakan, dia di belakang Kane dan Eriksen. Artinya, peran Alli sebagai gelandang bertahan bersama Eric Dier dalam formasi 4-2-3-1 termasuk sebagai tiga pemain berpengaruh di Spurs.
Performanya musim ini membuka jalan Alli menyamai idolanya, ya bermain untuk The Three Lions –julukan timnas Inggris– seperti Gerrard. Mirror menyebut, Alli punya kelebihan dari sisi enerjiknya, power, dan di sisi kecepatannya.
Bukan hanya menguasai lapangan tengah, Alli juga rajin membantu serangan. Selain Alli, Hodgson juga punya opsi lain untuk poros gandanya seperti Jack Wilshere, Dier, Jordan Henderson, Adam Lallana, James Milner, dan Ross Barkley.
Nama yang terakhir disebut menurut Hodgson layak jadi pasangan Alli untuk skuad proyeksi Euro 2016. ’’Tidak ada alasan bagi kami untuk tidak memainkan Ross dan Dele (Alli) dalam satu tim, karena keduanya sama-sama tipikal pemain all round,’’ sebut Hodgson kepada BBC Match of The Day. (ren/ham)