Pencarian Terakhir, Jasad Tertutup Kasur Hotel

Jumat 11-03-2016,08:49 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIANJUR- Tiga korban yang tertimpa reruntuhan bangunan Hotel Club Bali di kompleks Kota Bunga Desa Batulawang, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, akhirnya bisa dievakuasi, kemarin (10/3). Ketiganya adalah Bun Suanto (35), Budi Tanuadi Supena (52), dan Meiliawaty alias dr Mey (52). Proses evakuasi ketiga korban cukup alot karena tertimpa material berat. Proses evakuasi pun harus menggunakan alat berat backhoe, kemudian dilakukan penggalian secara manual karena bangunan hotel rawan ambruk. Kepala Operasi Badan SAR Nasional (Basarnas) Danang Priandoko mengatakan ketiga korban sudah tertimbun reruntuhan hotel lebih kurang 36 jam. ”Bun Susanto ditemukan pada pukul 10.41, satu jam kemudian Budi Tanuadi, dan terakhir Meiliawaty alias dr Mey dievakuasi pada pukul 12.00,” terang Danang. Danang menjelaskan, proses evakuasi terhadap ketiga korban dibantu dengan menggunakan alat berat yang dipinjam dari BPBD Kabupaten Cianjur. Alat berat tersebut dipakai untuk merobohkan reruntuhan bangunan yang menimpa ketiga korban. ”Saat dipastikan jasad korban tidak bisa dijangkau oleh alat berat, kami akhirnya mengevakuasi korban secara manual,” ujar Danang. Disinggung lamanya proses evakuasi yang dilakukan tim gabungan, Danang menegaskan timnya kesulitan untuk mengevakuasi jasad para korban karena kondisinya terhimpit reruntuhan. ”Bahkan saat ditemukan semua jasad dalam keadaan telungkup. Untuk dr Mey jasadnya tertutup kasur, tak jauh dari jasad Budi Tanuadi yang terlebih dulu dievakuasi,” ujarnya. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur Asep Suparman mengaku, semua korban reruntuhan sudah ditemukan dan langsung dibawa ke RSUD Cimacan, Kabupaten Cianjur. ”Jasad ketiganya berada di rumah sakit. Berdasarkan informasi dari pihak keluarga, jasad ketingganya langsung dibawa ke Jakarta,” terang Asep. Asep menjelaskan, posisi ketiga korban tertindih beton bangunan hotel yang ambruk setelah diterjang longsor. ”Kondisi ketiganya masih utuh, hanya memar-memar di tubuh,” imbuh dia. Dengan demikian, lanjut Asep, proses evakuasi korban dianggap sudah selesai. ”Lebih cepat dari perkiraan. Alhamdulillah cuaca juga bersahabat sehingga dari target pukul 15.00, pada pukul 13.00 sudah selesai,” pungkasnya. Sementara itu, hujan deras mengguyur Cianjur dan sekitarnya sejak Rabu (9/3) lalu mengakibatkan longsor di sejumlah daerah di Cianjur. Termasuk paling parah di kawasan Cipanas. Petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Herry Purnomo mengatakan longsor terjadi karena kondisi tanah di Desa Batulawang Kecamatan Cipanas sudah gembur dan tidak bisa menyerap air apabila intensitas hujan berlangsung lama. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di lokasi, tanah tersebut merupakan lahan pertanian yang dipakai para petani untuk menanam aneka palawija dan sayuran. ”Longsor terjadi karena ada indikasi pemotongan lereng yang memicu longsor. Hujan deras yang lama juga menimbulkan kejenuhan pada tanah sehingga tidak kuat menahan air, dan akhirnya terjadi longsoran,” terang Harry kepada wartawan di lokasi kejadian, kemarin (10/3). Harusnya, lanjut Harry, lereng-lereng tersebut dibuat terasering dan ditanami pepohonan. ”Di Cipanas, ada ribuan hektar yang rawan lonsgor. Apalagi kalau lerengnya dipotong,  bisa bertambah lagi,” paparnya. Dia menjelaskan, ribuan hektar lahan di Cipanas yang rawan longsor tersebut disebabkan mulai banyak hilangnya pohon dengan akar tunggal yang berfungsi menahan tanah apabila air masuk. ”Hampir 70 persen bangunan di Kota Bunga ini rawan longsor. Itu bisa dilihat dari banyaknya bangunan yang berdiri di atas lereng dan tebing. Bahkan bangunanannya asal bikin dan tidak melihat kondisi letak tanah,” terangnya. (tts/rie)

Tags :
Kategori :

Terkait