Waduh, Ada Indikasi Batubara Ditutup Selamanya

Sabtu 26-03-2016,09:18 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

LEMAHWUNGKUK - Penutupan aktivitas bongkar muat batubara di Pelabuhan Cirebon sepertinya bakal ditutup selamanya. Meski surat dari Kementerian Perhubungan menyebutkan penutupan hanya bersifat sementara. Pasalnya, DPRD Kota Cirebon berencana tidak akan memasukan aktivitas bongkar muat batubara dalam Rencana Induk Pelabuhan (RIP). “Kita akan kawal,” tegas Anggota Fraksi Partai Nasional Demokrat, Harry Saputra Gani, kepada Radar, Jumat (25/3). Menurut dia, penutupan aktivitas bongkar muat batubara di Pelabuhan Cirebon bukan ”kiamat” untuk pengusaha batubara. Pasalnya banyak pelabuhan lain yang siap menampung. Terpisah, salah satu petugas administrasi Pelabuhan Cirebon menyampaikan, Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan sudah me-warning agar aktivitas bongkar batubara diselesaikan, Jumat (25/3) pukul 23.59 WIB. Tidak ada toleransi. Setelah tenggat waktu itu, meskipun masih ada sisa batubara, kapal tongkang sudah tidak boleh lagi bersandar. “Kepala KSOP menegaskan ini. Mau tidak mau dijalankan,” ucap dia, seraya meminta identitasnya tidak dikorankan. Menjelang batas akhir penutupan, seluruh aktivitas di Pelabuhan Cirebon terisi oleh bongkar muat batubara. Dengan kebijakan penutupan aktivitas bongkar muat tersebut, otomatis membuat penurunan aktivitas dan kegiatan pendukung lainnya di pelabuhan. Meskipun ada bongkar muat lain seperti gipsum, tetapi itu hanya dilakukan sebulan sekali dan tidak sebesar bongkar muat batubara. “Sebenarnya tidak hanya sopir batubara yang kecewa. Hampir seluruh pekerja di pelabuhan yang merasakan dampaknya, juga kecewa,” kata dia. Meskipun demikian, sebagai pekerja biasa, dia dan teman-temannya hanya bisa pasrah karena keputusan penutupan dari pemerintah pusat. Pada sisi lain, berharap PT Pelindo menyelesaikan persoalan yang ada. “Kita kerja cari makan. Kalau ada solusi terbaik. Misal, aktivitas bongkar muat batubara tetap berjalan dan warga tidak merasakan dampak debu batubara, saya yakin itu diterima semua pihak,” ucapnya. Kepala KSOP Kelas II Cirebon, Rivolindo akan memberikan kemudahan untuk tongkang yang tidak selesai bongkar untuk pindah pelabuhan. “Terserah kapal mereka mau dibawa kemana dan bongkar di mana, kita akan permudah,” tandasnya. Sementara itu, Manager Operasional PT Pelindo II Cabang Cirebon , Yossy Marciano menjamin akan mematuhi surat pengehentian aktivitas bongkar batubara, karena KSOP merupakan institusi penyelenggara dan otoritas du pelabuhan. “Sejak menerima surat dari KSOP kita langsung informasikan ke penggunakan jasa terhitung 26 maret pukul 00.00 WIB  kegiatan bongkar muat batubara dihentikan sementara,” katanya. Namun demikian, PT Pelindo II bukan berarti tidak ada upaya, pihaknya sudah mengupayakan komunikasi dengan kementerian terkait. Menyampaikan ke KSOP dan kementerian terkait untuk ada solusi terbaik buat masyarakat dan pengusaha. “Pelindo inginnya bongkar muat batubara tetap berjalan, karena akan membantu masyarakat khususnya kelancaran perekonomian, mohon kementerian terkiat supaya ada win win solution,” harapnya. Mengenai kelengkapan dokumen yang diminta KSOP supaya segera dilengkapi, Yossy mengungkapkan, Pelindo terus berusaha melengkapi dokumen yang dipersyaratkan oleh KSOP. Diharapkan setelah dokumen yang diperlukan lengkap, aktivitas bisa kembali dibuka. (abd/ysf)

Tags :
Kategori :

Terkait