LEMAHSUGIH - Masih tingginya intensitas hujan menyebabkan longsor di RT 003 RW 001 blok Senin Desa Mekarmulya Kecamatan Lemahsugih. Bahkan terjadi pergerakan tanah yang melanda tebing setinggi 15 meter dan panjang 50 meter, Rabu (23/3) malam sekitar pukul 20.00. Kepala Desa Mekarmulya Eyet Sumiati mengatakan, setiap musim hujan desanya sering dilanda bencana alam longsor dan pergerakan tanah. Tahun ini bencana terjadi di beberapa titik, seperti di blok Senin, blok Cikuluwuk, dan Blok Kiararambay. Pergerakan tanah menyebabkan satu rumah semipermanen ukuran 8 X 6 meter milik Oman (62) rusak parah. “Bagian dinding rumahnya patah-patah. Walaupun kejadian tersebut tidak menelan korban jiwa, namun pemilik rumah mengalami kerugian materi sekitar Rp5 juta,” jelasnya. Pergerakan tanah selain menimbulkan retak-retak memanjang di beberapa titik, sebagian malah ambles hingga mencapai kedalaman 30 centimeter. Sedikitnya 21 rumah warga terancam. Masyarakat khawatir pergerakan tanah di wilayahnya seperti yang terjadi di Dusun Cigintung Desa Cimuncang Kecamatan Malausma. “Kejadiannya mirip sekali dengan Dusun Cigintung Desa Cimuncang, awalnya seperti itu dan lama-kelamaan bertambah parah. Apalagi saat ini curah hujan masih sangat tinggi,” ujar Eyet. Warga setempat Yadi Herdiyana mengungkapkan, warga merasa sangat khawatir pergerakan tanah mengancam pemukiman dan mengancam keselamatan warga. Apalagi jika melihat kasusnya mirip dengan kejadian di Dusun Cigintung. “Kami setiap saat terutama saat turun hujan lebat selalu dihantui perasaan was-was,” ungkapnya. Camat Lemahsugih Deden Supriatna SPd MMPd mengatakan, pemcam sampai sejauh ini telah melakukan pemantauan ke lapangan dan mengingatkan warga di sekitar lokasi longsor dan pergerakan tanah agar setiap turun hujan lebat meningkatkan kewaspadaan. Bila ada hal-hal yang mencurigakan sebaiknya masyarakat segera meninggalkan rumah. “Bencana alam ini telah kami laporkan ke Pemkab Majalengka, dengan harapan segera mendapat penanganan lebih lanjut,” pungkasnya. Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Kesiagaan Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majalengka Drs Piping Maarif menuturkan, bencana alam longsor di Kabupaten Majalengka diakibatkan intensitas hujan yang lumayan tinggi ditambah sejumah wilayah memiliki struktur tanah yang labil. “Dari hasil kajian badan geologi, beberapa wilayah di Majalengka memiliki struktur tanah yang labil. Ditambah konstruksi lingkungan yang kurang memenuhi standar. Kemudian ketika turun hujan membuat struktur tanahnya berubah, sehingga timbul longsor,” ujar Piping. Peristiwa longsor kebanyakan terjadi ketika hujan melanda daerah tersebut. Masyarakat di daerah rawan longsor diimbau selalu berhati-hati dan waspada ketika hujan turun. Hujan yang turun di daerah hulu sungai juga bisa menyebabkan air bah atau banjir bandang di sepanjang aliran sungai. Diharapkan agar masyarakat berhati-hati untuk tidak melintasi daerah aliran sungai. Untuk wilayah yang sering dilanda banjir, warga diimbau menjaga kebersihan lingkungan. “Misalnya dengan membersihkan saluran air sungai serta tidak membuang sampah sembarangan. Penyebab banjir selain intensitas hujan yang tinggi juga karena penyumbatan di saluran air,” ujar Piping. Jika di salah satu daerah terjadi bencana alam agar berkoordinasi dengan pihak terkait, salah satunya ke call centre BPBD Majalengka. Sehingga bencana alam tersebut dapat segera ditangani secara cepat oleh BPBD Majalengka dan pihak terkait lainnya. (har/azs)
Tanah Bergerak Bikin Warga Mekarmulya Cemas
Sabtu 26-03-2016,09:56 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :