IPSI Keukeuh Tolak PAKSI

Rabu 30-03-2016,09:34 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Khawatir Terjadi Pertentangan dengan Padjadjaran Nasional CIREBON – Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Cirebon Bambang Prawoto tetap ngotot, menolak merekomendasi dibentuknya perguruan Pusaka Arya Kemuning Seluruh Indonesia (PAKSI) bentukan H Agus Muharam. Bambang meminta Agus, sebagai pendiri perguruan, segera mengajukan surat permohonan anggota ke IPSI. Namun, tidak berarti dia akan langsung merekomendasi perguruan baru tersebut. “Selama ini saya hanya tahu dari pemberitaan di media kalau Pak Agus akan mendirikan perguruan baru. Kalau memang serius, silahkan buat surat permohonan anggota kepada IPSI. Nanti kami akan pelajari terlebih dahulu,” tutur Bambang kepada Radar Cirebon, Selasa (29/3). Dengan demikian, apakah PAKSI akan diterima IPSI dengan tangan terbuka? Sepertinya tidak. Bambang mengatakan, keputusan diterima atau tidaknya PAKSI sebagai anggota IPSI, bukan hanya ada di tangannya. Menurut dia, pertimbangan dari ketua perguruan pencak silat se-Kota Cirebon perlu diperhatikan. “IPSI bukan milik saya. Saya juga harus mempertimbangkan pendapat dari perguruan-perguruan pencak silat yang ada di bawah IPSI Kota Cirebon. Di samping itu, saya akan minta petunjuk Pengprov IPSI Jabar,” katanya. Bambang menjelaskan, sikap kerasnya itu tidak berarti menutup kesempatan bagi perguruan baru yang ingin bergabung dengan IPSI Kota Cirebon. Terkait dengan PAKSI, Bambang menegaskan pula bahwa tidak ada persoalan pribadi antara dirinya dengan Agus Muharam. Bambang mengaku memiliki pertimbangan lain di luar persyaratan-persyaratan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) IPSI. Seandainya PAKSI adalah cabang dari perguruan yang sudah me-nasional, kata Bambang, tidak ada alasan IPSI Kota Cirebon tidak menerimanya sebagai anggota. “Karena PAKSI itu perguruan baru, makanya ada syarat-syarat yang harus dipenuhi sesuai aturan,” ucapnya. “Di samping itu, saya mempertimbangkan masa depan dunia pencak silat di Kota Cirebon,” imbuhnya. Bagi Bambang, latar belakang berdirinya PAKSI berkaitan dengan perpecahan yang terjadi dalam perguruan pencak silat Padjadjaran Nasional (PN) Kota Cirebon. Jadi, menurut Bambang, PAKSI adalah pecahan PN Kota Cirebon. Pesilat-pesilat PAKSI adalah pesilat-pesilat yang sebelumnya anggota PN Kota Cirebon. “Di sini lah titik persoalannya,” katanya. Bambang khawatir PAKSI memicu timbulnya persoalan baru. Karena perguruan yang terinspirasi dari pusaka cangak ondol itu akan mendapat pertentangan hebat dari PN Kota Cirebon. “PN Kota Cirebon itu masih berdiri. Meski ketuanya bukan Pak Agus lagi, tapi pesilatnya tetap berstatus anggota PN Kota Cirebon. Bayangkan, apakah PN akan diam saja kalau asetnya diganggu oleh perguruan baru yang belum jelas masa depannya?” ungkapnya. Di sisi lain, PN Kota Cirebon masih bungkam. Saat ditemui Radar Cirebon, sejumlah pengurus perguruan pencak silat berlambang harimau itu enggan bersuara. “Pimpinan PN yang baru melarang kami ikut berpolemik dalam persoalan ini,” kata salah seorang pengurus yang enggan disebut namanya. (ttr)

Tags :
Kategori :

Terkait