Noor Elfathony, Sukses Angkat Tarling Dermayon

Selasa 05-04-2016,12:07 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KARIR Noor Elfathony di blantika musik tarling pantura makin cemerlang. Bintang pantura tembang dermayon asal Desa Salamdarma, Kecamatan Anjatan ini berhasil menyabet penghargaan pada Tembang Pantura Awards 2016 yang dihelat Radar Cirebon Televisi (RCTV), belum lama ini. Bersama tandemnya, Sultan Trenggono, dia meraih apresiasi sebagai Penyanyi Duet atau Grup Terpopuler pada ajang bergengsi yang sudah kali kedua diadakan di Studio Kaliandra RCTV itu. “Bangga, senang, haru, campur aduk pokoknya,” ucap Noor Elfathony saat ditemui Radar di kediamannya yang juga sekretariat Nirwana Management Perumahan Patrol Pratama nomor A 27, Patrol. Perempuan cantik kelahiran 6 Maret 1980 ini menuturkan, penghargaan yang diraih semakin memotivasi dirinya untuk mengangkat tarling dermayon sebagai ikon seni musik dari Kabupaten Indramayu ke pentas musik nasional bahkan internasional. Ikhtiar yang dilakukan pun sudah menuai hasil. Bersama grup yang dipimpinnya Nirwana Stage Patrol Dangdut Tarling Kolaborasi, Noor sudah melanglang buana ke sejumlah daerah di nusantara. Demikianpula di kancah internasional. Dia pernah diundang secara khusus untuk manggung di Taiwan atas permintaan Komunitas TKI Pantura pada Juni tahun 2014 lalu. Tidak hanya WNI, ratusan warga Taiwan yang menyaksikan aksinya turut memberikan respons luar biasa. “Nah dari pengalaman itu, Noor ingin banget terus eksis di luar negeri untuk mengangkat tembang dermayonan di dunia internasional. Karena nyatanya, mereka juga suka lagu-lagu etnik daerah dari Indramayu,” tuturnya. Manajer Nirawana Stage, Akhmad Fathoni mengatakan, modal Noor Elfathony memperluas market tembang dermayonan ke pentas nasional maupun mancanegara sangat mumpuni. Meniti karir sejak usia 15 tahun, anak didik Ratu Tarling almarhum Hj Dariyah itu telah mengeluarkan 7 album serta 50 lagu tembang dermayonan. Tiga lagu di antaranya yakni Demenan Maning, Nirwana dan Cinta Ning Lamunan meledak di pasaran. Bahkan berkat lagu Nirwana di tahun 2005, popularitas Noor semakin menanjak. “Sejak tahun 2003 sampai 2007, Noor didaulat menjadi ikon Radar Indramayu, salah satu media terbesar di Bumi Wiralodra yang sampai saat ini bersama dengan RCTV terus konsisten mengiringi kemapanan kariernya,” terangnya. Akhmad Fathony menambahkan, loyalitas Noor untuk terus mengangkat tembang dermayonan terdorong oleh motivasi serta kecintaannya terhadap tanah kelahirannya. Dia tidak menginginkan, eksistensi tembang dermayonan bernasib sama seperti kesenian lain yang justru diklaim oleh daerah lain. “Daerah lain bisa dikenal luas dan mengangkat citranya lewat musik etniknya. Kenapa kita tidak bisa? Paling tidak tembang dermayon dapat terus eksis dan menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri,” pungkas Akhmad Fathony. (kho)  

Tags :
Kategori :

Terkait