MAJALENGKA – Jalur Cikijing-Darma yang sempat putus akibat badan jalan dan tebing longsor saat ini masih dalam proses perbaikan. Meski demikian, jalur tersebut kini sudah mulai dilintasi kendaraan roda dua tanpa harus memutar ke jalur alternatif yang cukup jauh. Kondisi tersebut disambut baik para pengguna jalan, terutama warga lokal dan warga luar kota yang memang sering beraktivitas melintasi kawasan itu. Jika sebelumnya jarak dan waktu tempuh bertambah, kini bisa lebih dipersingkat. Meski demikian, kendaraan roda dua harus menghindari titik bibir jurang yang sudah dipasang tanda pengaman. Selain itu diberlakukan sistem buka tutup jalan, yang diatur para pemuda sekitar agar kendaraan dari kedua arah tidak berpapasan di titik longsoran. Otong (35), salah seorang pengendara mengatakan selama dua bulan kebelakang ketika arus lalu lintas mulai dialihkan akibat jalan longsor, aktivitasnya sedikit terhambat karena harus menempuh waktu lebih lama mengitari jalan poros desa yang sempit dan belum seluruhnya aspal. “Kalau sekarang sih enakan, sudah bisa lewat buat motor. Walaupun diberlakukan sistem buka tutup, tapi ngantrinya tidak begitu lama. Beda jauh ketika harus memutar ke rute jalan alternatif, perlu waktu dan tenaga karena memutar berkilo-kilometer,” ujarnya. Hal senada diakui Usep (39), warga Kabupaten Ciamis yang sering menuju Cirebon ini berharap agar perbaikan jalan bisa segera rampung. Sehingga tidak hanya bisa dilintasi sepeda motor, tapi roda empat juga bisa melintas. Sehingga kendaraan angkutan umum yang mesti memutar terlebih dahulu ke arah Majalengka kota jika hendak menuju Cirebon dan sebaliknya, tidak lagi harus memutar dan ongkosnya bisa kembali normal. Menurutnya saat ini pengguna jasa angkutan umum jurusan Cirebon-Tasik, diminta ongkos tambahan Rp5 ribu-Rp10 ribu untuk menambah solar kendaraan. “Belum lagi waktu tempuhnya lebih lama 1,5 jam sampai 2 jam, dan penumpang sering dioper ke mobil lain. (azs)
Kategori :