Misteri Terbakarnya Dua Kafe Belum Terungkap

Minggu 10-04-2016,10:48 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KEBKARAN yang menghanguskan dua kafe, M-Club dan LH yang berlokasi di Desa Linggasana, Kecamatan Cilimus, masih menjadi misteri dan pertanyaan soal dari mana datangnya api, khususnya untuk eks kafe M-Club. Pasalnya bangunan eks kafe M-Club ternyata sudah setahun ini tidak beroperasi lagi. Kemudian juga aliran listrik ke bangunan tersebut sudah diputus PLN. Sedangkan kafe LH yang lokasinya hanya sepelemparan batu sudah terbakar lebih dulu tiga hari sebelumnya. Saat si jago merah melahap bangunan, kafe LH dalam kondisi sedang tutup. Malahan di sela puing-puing kedua bangunan itu masih terlihat asap kecil yang mengepul. Informasi soal penyebab kebakaran sendiri masih simpang siur. Petugas kepolisian yang datang ke lokasi kejadian menduga, kebakaran di kafe LH dari korsleting listrik arus pendek. Namun ketika kebakaran berlangsung sekitar pukul 11.30, kafe LH dalam kondisi belum buka. Listrik di dalam kafe juga dipadamkan. Kemudian karyawan yang memegang kunci kafe LH, Sriyoto rupanya masih berada di rumah, kala tempat kerjanya terbakar di siang bolong. Lelaki itu baru tahu setelah seorang temannya mengabarkan kejadian kebakaran yang menghanguskan LH. Dari kejadian ini, pemilik kafe LH, Iis Haris Fadilah (46) warga Desa Bandorasa Wetan, Kecamatan Cilimus mengaku mengalami kerugian hingga Rp2 miliar karena seluruh perangkat dan isi kafe ludes terbakar tak bersisa. Beruntung tidak ada korban jiwa lantaran pegawai kafe masih di rumahnya masing-masing. Kepada Radar, Sriyoto mengaku tidak tahu persis kronologi kejadian kebakaran yang dialami kafe LH. Soalnya dia sedang berada di rumah setelah malamnya bekerja di tempat tersebut. Dia baru tahu ada kebakaran ketika temannya datang ke rumah mengabarkan. “Biasanya saya datang ke LH sebelum pukul dua, dan LH sendiri buka jam 14.00. Tugas saya membuka kunci dan beres-beres di dalam ruangan. Karena saat itu belum waktunya ke tempat kerja, saya milih berada di rumah. Begitu mendapat kabar kalau LH terbakar, saya langsung menuju lokasi. Ternyata ucapan kawan saya itu benar,” terang dia. Ditanya apakah listrik di kafe tersebut dalam kondisi mati atau nyala? Sriyoto menjawab kalau aliran listrik masih hidup. Hanya lampu-lampu di dalam dan di luar ruangan saja yang dimatikan. “Saya yang pulang terakhir ketika kafe tutup, datang lebih awal. Soalnya saya bertugas mematikan lampu di kafe. Siangnya tugas saya bersih-bersih dan membuka pintu kafe. Nah ketika semua sudah bersih, barulah kafe buka. Kondisi listrik untuk semua lampu memang dimatikan, tapi kan NCB nya tetap jalan. Enggak diturunin NCB nya. Kata petugas kepolisian sih penyebab kebakaran kafe LH dari korsleting listrik,” katanya. Kemudian untuk eks kafe M-Club yang ludes terbakar Rabu malam, Ketua Pemuda Desa Linggasana Polan menerangkan, kafe tersebut dalam kondisi tutup total sejak setahun lalu. Pemilik kafe tidak memperpanjang kontrak kafe tersebut. Semua barang-barang di dalam kafe sudah diangkut penyewanya. Bahkan PLN sudah memutuskan aliran listrik ke bangunan tersebut sejak M-Club tidak beroperasi lagi. “M-Club sudah enggak ada barangnya. Aliran listrik juga sudah dicabut. Kalau malam hari gelap gulita. Jadi, enggak mungkin kalau eks kafe M-Club akibat korsleting arus listrik. Lha wong sudah engga ada aliran listriknya,” sebut Polan. Jika api yang memicu kebakaran itu dari puntung rokok yang dibuang sembarangan, Polan sepertinya tidak yakin. Sebab rumput di sekitar eks kafe bukan rumput kering, dan masih terlihat hijau karena sering turun hujan. “Misalnya dari puntung rokok yang dibuang ke area kafe, rasanya tidak mungkin. Kecuali kalau di dalam bangunan itu ada barang mudah terbakar, ini kan enggak ada barang apa-apa di dalam kafenya. Saya menduga ada kemungkinan lain terjadinya kebakaran di eks M-Club,” duganya. Kabar lainnya, bekas bangunan kafe itu sebenarnya akan disewa oleh salah seorang pengusaha hotel untuk dijadikan wisma. “Ya memang mau disewa untuk dijadikan wisma. Dulu sebelum disulap menjadi kafe, bangunan ini sejatinya adalah penginapan. Penyewa tinggal memoles ulang bangunan itu karena bangunan tersebut sudah memiliki kamar-kamar dan juga toilet di setiap kamarnya. Saya sendiri kurang tahu apakah dengan terbakarnya bangunan ini pengusaha hotel mau meneruskan nyewa atau tidak,” tukasnya. (ags)  

Tags :
Kategori :

Terkait