6.000 Orang Penuhi GOR Ewangga

Rabu 13-04-2016,19:02 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Kak Seto dan Hj Netty Bikin Peserta Parent Gathering Puas KUNINGAN - Workshop Parents Gathering bertema “Mendidik Anak dengan Cinta” benar-benar membuat peserta puas. Kendati banyak yang tidak kebagian tempat duduk, tapi mereka tetap semangat mendengarkan materi dari Kak Seto Mulyadi dan Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat Dr Hj Netty Prasetiyani Heryawan MSi. Tercatat 6.000 lebih peserta hadir di GOR Ewangga Kuningan. Mereka sejak Selasa pagi (12/4), sekitar jam 7.00 WIB sudah hadir di GOR untuk mendengarkan paparan dari kedua pemateri tersebut. Peserta terdiri dari para guru mulai PAUD, SD, SMP hingga SMA. Bukan itu saja, anggota Tim PKK, dharma wanita, ormas dan pelajar antusias mengikuti jalannya kegiatan. Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Jawa Barat Dr Hj Netty Prasetyani Heryawan MSi mengajak para peserta berkomitmen dan membangun tekad kuat untuk membina generasi muda. Karena anak adalah masa depan. ”Kepada mereka kita akan menitipkan masa depan bangsa. Untuk itu mendidik anak dengan kasih sayang dan cinta perlu dilakukan karena selama ini laporan yang diterima P2TP2A didominasi kekerasan terhadap anak dan kekerasan seksual,” terang istri Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan tersebut. Hj Netty menjelaskan, mendidik anak tidak bisa mendadak. Tetapi harus dipelajari. Dia mengklasifikasikan tiga jenis orangtua, yakni orang tua nyasar, orang tua bayar dan orang tua sadar. ”Orang tua nyasar yaitu yang kebetulan dijodohkan. Tidak sengaja dan kecelakaan. Mereka tidak mau belajar dan bertanggung jawab. Ini bisa menjadikan anaknya sebagai objek kekerasan,” paparnya. Sementara orang tua bayar, kata dia, merupakan orang tua yang melibatkan pihak ketiga untuk membina karakter dan akhlak anaknya. Orang tua yang mengandalkan sekolah, les dan pengajian tanpa turut serta membina di rumah. ”Orang tua yang sadar adalah mereka yang menyadari bahwa anak adalah titipan, amanah, investasi dunia akhirat. Dan, percaya anak-anaknya akan menyelamatkan orangtua di masa depan,” ujarnya. Hj Netty berpesan kepada para peserta agar menjadi orang tua yang memberi arahan, pilihan dan alasan dengan memberikan ruang untuk memilih masa depan sesuai dengan potensi mereka. “Jadi jangan melarang tanpa diberi penjelasan. Dan, jangan melarang mereka menentukan pilihan. Mari kasihi anak dengan sepenuh hati, bukan sesuka hati,” tegasnya. Sementara itu, psikolog, pemerhati anak sekaligus Ketua Dewan Pembina Komnas Perlindungan Anak Dr Seto Mulyadi Psi MPSi atau Kak Seto mengungkapkan dengan kekuatan cinta, balita bisa cepat belajar duduk, berdiri dan lainnya. “Begitupun dengan pembangunan karakter. Apabila menggunakan cinta tentu akan cepat dan baik. Karena mereka pada dasarnya santun dan patuh,” ungkapnya. Sesuai Undang-undang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 1, kata dia, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. “Apapun pilihan yang sesuai dengan potensi dirinya kita kembangkan dan arahkan agar dia menemukan tujuan yang baik,” terangnya. Kak Seto ini pun bertanya kepada peserta siapa yang menjewer dan membentak putra-putrinya? Hampir seluruh peserta mengacungkan tangan. Dia pun mengajak agar tidak lagi melakukan hal tersebut. ”Mari kita sadari anak adalah amanah dan biasakan tersenyum di hadapan mereka. Didik anak dengan cinta siasati bentuk pembinaan kita dengan menyanyikan lagu, ajakan yang lembut dan lainnya,” ajaknya. Kak Seto pun memberikan tips mendidik anak. Salah satunya yaitu orang tua harus kreatif. Karena itu salah satu kunci sukses menghasilkan anak yang kreatif pula. ”Kunci sukses untuk menghadapi anak adalah kreatif. Jika orang tua ingin melihat anaknya tumbuh dengan baik, maka dalam mendidiknya pun harus dengan kreatif,” terangnya. Ia mengatakan, ketika anak sulit untuk diarahkan atau melakukan kesalahan, orang tua tidak boleh langsung memarahinya, karena apa yang orang tua katakan tersebut justru akan menjadi contoh bagi sang anak. “Tidak boleh ngomel-ngomel, diajak bicara dengan lembut. Lepaskan amarah kita dengan nyanyian yang mendidik, agar bisa diikuti oleh anak,” sarannya. Dalam kesempatan tersebut, Kak Seto ini memberikan jurus jitu untuk menghadapi anak. Pertama adalah orang tua harus komitmen yang kuat dalam mendidiknya, kedua harus kompak dengan mitra, ketiga peduli terhadap hak anak, keempat pendidik harus terus belajar dan yang terakhir adalah kreatif. ”Pada dasarnya semua anak itu baik, tergantung cara kita dalam mendidiknya. Jangan ada perseteruan dalam keluarga, apalagi terlihat oleh anak. Karena, itu akan membuat mereka terluka. Marilah cintai puta putri kita apa adanya,” seru Kak Seto. Dalam kesempatan yang sama, Wakil Bupati Kuningan H Acep Purnama menerangkan, kegiatan parent gathering merupakan hal penting dalam upaya menekan jumlah kekerasan anak. Bukan hanya di Kuningan, tapi diseluruh Indonsia. “Masalah mendidik anak menjadi tanggungjawab bersama, sehingga kita harus memulai dari sekarang menerapkan pola mendidik yang benar,” ucap Acep. (mus)

Tags :
Kategori :

Terkait