Dari 365 Hari dalam Setahun, 100 Hari Digunakan untuk Kunker

Rabu 20-04-2016,09:15 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KEJAKSAN – Dalam setahun, anggota DPRD Kota Cirebon melakukan kunjungan kerja (kunker) hampir 100 hari. Artinya, sepertiga masa kerja anggota DPRD dilakukan di luar kota. “Kita paling banyak agenda kunker dalam setahun,” kata Ketua DPRD, Edi Suripno SIP MSi, kepada Radar, Selasa (19/4). Edi melontarkan pernyataan itu saat menerima kunjungan kerja dari DPRD Kabupaten Boyolali. Dengan asumsi setahun 365 hari, anggota DPRD terpotong sepertiga masa kerjanya atau 100 hari untuk melakukan kunker. Menurut dia, kunker penting dilaksanakan untuk studi komparasi dengan daerah lain, sehingga jangan dimaknai hal negatif. Berdasarkan data APBD 2016, total anggaran kunjungan kerja mencapai Rp5,8 miliar. Dana sebesar itu kabarnya akan ditambah lagi pada APBD perubahan 2016 mendatang. Alokasi anggaran itu untuk mencukupi kebutuhan kunker komisi kerja, panitia khusus (pansus) maupun alat kelengkapkan lainnya termasuk setwan. Selain anggaran untuk kunker, pada APBD 2016 pun dianggaran dana reses sebesar Rp1,9 miliar dan peningkatan kapasitas anggota dewan, seperti bimbingan teknis (bintek) dialokasikan anggaran sebesar Rp1,1 miliar. Anggaran tersebut digunakan untuk 6 kali kegiatan bintek. Sumber di lingkungan DPRD menyebutkan, dari total gaji DPRD ditambah kenaikan Tunjangan Perumahan Rp22 juta, kabarnya hampir semua anggota dewan setiap bulannya gaji tidak utuh alias dipotong. Dia berseloroh, uang SPPD merupakan pendapatan yang sah ketimbang korupsi. Sekali jalan ke luar kota, salah satu contohnya Jakarta, satu orang anggota DPRD bisa mendapat Rp1,5-2 juta. “Tergantung jaraknya,” ucap dia. Pemotongan gaji ini sebagai kompensasi atas hutang mereka salah satu bank dengan jaminan SK mereka sebagai anggota DPRD. Bahkan salah satu anggota dewan saat gaji masih Rp17,8 juta, setiap bulan hanya menerima Rp37 ribu. Ada juga anggota dewan yang gajinya minus karena harus menutup utang-utangnya.  “Saking minusnya, ada yang tidak mampu membayar iuran bulanan ke partainya mas,” kata salah satu anggota dewan. Bahkan masih kata salah satu anggota dewan yang namanya enggan disebut, tercatat hanya satu anggota dewan yang menerima gaji utuh setiap bulannya, sedangkan yang lainnya gajinya habis untuk bayar hutang pinjaman bank. Anggota Fraksi Gerindra, Tommy Sofiana disebut-sebut satu-satunya anggota dewan yang gajinya diterima secara utuh tanpa ada potongan apapun. Hanya saja, Tommy saat dikonfirmasi hanya bisa tersenyum. “Aku sih nggak punya gaji mas, lha wong aku belum pernah ngerasain gajian kok. Jadi gimana dong hehehe,” katanya singkat. (abd)

Tags :
Kategori :

Terkait