Mendaki itu Belajar Atur Emosi Sampai Ketemu Pacar  

Rabu 20-04-2016,16:46 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

PEREMPUAN yang satu ini hobi jalan jauh meninggalkan rumah lalu menyusuri keheningan hutan-rimba. Ia juga berkarib dingin dan angin malam yang menusuk tulang. Perempuan dengan ransel di punggung, melangkah melewati setapak demi setapak untuk menggapai tanah di puncak gunung. Hal itu yang biasa dilakukan Ayu Nurhidayah. Perempuan 24 tahun itu hobi mendaki gunung. Beberapa gunung sudah ia daki, seperti Gunung Ciremai hingga Gunung Slamet. Hobi mendaki gunung ini sudah ia lakoni setahun terakhir. Menurutnya, mendaki gunung merupakan olahraga yang bisa mengatur tingkat emosi dan sebagai pengakuan diri. \"Mendaki gunung itu nambah temen. Tapi yang terpenting dari mendaki gunung kita belajar banyak hal, mulai dari mengatur emosi, memahami karakter orang hingga belajar mandiri, karena alam mengajarkan banyak hal,\" ujar wanita kelahiran Cirebon 3 Desember 1991 itu. Ayu sudah tak asing dengan perlengkapan mendaki gunung, mulai dari Carrier, Sleeping Bag sampai Sepatu Trekking. Menurutnya, perlengkapan mendaki penting disiapkan untuk menjaga keselamatan selama mendaki. \"Apalagi perempuan, harus ekstra persiapan,\" ucapnya. Beragam pengalaman selama mendaki sudah Ayu rasakan. Suka duka hingga pengalaman mistis pun pernah dialami. \"Kalau di gunung memang harus hati-hati, baik hati-hati dalam perbuatan maupun perkataan,\" bebernya. Ada satu pengalaman yang diakui Ayu memiliki kesan tersendiri selama mendaki. Ia bertemu sang kekasih pada saat pendakian. \"Izin ke orang tua pas awal itu gak boleh, terus saya bilang naik gunung niatnya mau cari jodoh. Eh ternyata dikabulin sama Allah, saya dan pacar pas mendaki,\" ungkapnya seraya tertawa. (mik)    

Tags :
Kategori :

Terkait