Ada di Majalengka, UN SMP Pakai Seragam SMA

Senin 09-05-2016,11:50 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

MAJALENGKA-Ada yang menarik pada gelaran UN tingkat SMP hari pertama, ada salah satu siswa yang mengenakan seragam SMA. Kejadian ini terjadi di SMPLB YPLB-B Majalengka, Adam Putra Azi (15) siswa sekolah tersebut terpaksa diperbolehkan oleh pihak sekolah memakai seragam SMA.

Kepala Sekolah SMPLB Sri Aminah SPd membenarkan kejadian itu, pasalnya siswa tersebut dia tak akan mau mengikuti UN kalau tidak pakai seragam SMA. Tapi hal itu bisa dimaklumi dan dimengerti karena anak didiknya yang memiliki kekurangan dari segi fisik maupun keterbelakangan mental.

\"Adam adalah anak didik istimewa kami, tentu saja perlakuan dan bimbingannya pun turut istimewa. Dibutuhkan kesabaran sekaligus ketelatenan dari para guru untuk mendidiknya,\" terang Sri seusai pelaksanaan UN, Senin (9/5).

Awalnya pihak sekolah sempat kesulitan mengajak Adam untuk mengikuti UN. Berbagai cara dan rayuan pun dikerahkan agar Adam bisa datang ke sekolah. Akhirnya atas permintaannya sendiri dia mau ikut UN dengan syarat pakai seragam SMA.

\"Menurut penuturan Adam dengan bahasa isyarat, saya menangkap maksud dia ingin memakai seragam SMA karena malu badannya bongsor (besar) tapi masih SMP. Perlu diketahui dia memiliki keistimewaan, kita katakan keistimewaan bukan kekurangan. Yakni tuna rungu, tuna daksa dan keterbelakangan mental,\" ujar Sri.

Pada tahun ini,lanjut sri, sekolah yang dipimpinnya menyertakan hanya satu siswa. Memang yang terdaftar ada dua orang, namun ada beberapa hal sehingga yang satu mengundurkan diri.

\"Kesulitan kita adalah materi soal UN yang sama dengan umum, berbeda dalam hal jumlah soalnya saja. Jadi para guru pendamping sekaligus pengawas harus membimbing dengan menggunakan bahasa isyarat baik dalam membacakan soal maupun menjawab,\" ungkapnya.

Terpisah di SMPLB-C seorang siswa bernama Ayu Wahyuni tengah serius mengerjakan soal UN. Setelah UN Radar berhasil mewawancarai Ayu yang memiliki keterbatasan pada kakinya alias lumpuh sejak lahir. Ayu mengaku tidak kesulitan mengerjakan soal, kendati demikian dia tetap harus berhati-hati karena soalnya sedikit berbeda dari yang dipelajarinya.

\"Sejak sebulan lalu saya diberi pemantapan dengan mengerjakan soal-soal latihan dari guru. Setelah tadi pelajaran Bahasa Indonesia, saya yakin bisa dan mendpatkan nilai yang bagus,\" pungkasnya. (gus)

Tags :
Kategori :

Terkait