Puluhan Pemuda Dilatih Keterampilan Bengkel

Rabu 11-05-2016,15:30 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

GREGED – Bertujuan untuk melahirkan generasi muda yang mandiri dengan menjadi seorang wirausahawan. Dinas Sosial Kabupaten Cirebon mengumpulkan puluhan anak muda penyandang kesejahteraan sosial untuk diberikan pelatihan perbengkelan selama satu pekan. Menurut Maryono, kegiatan pelatihan ini sengaja digalakkan oleh Dinas Sosial Kabupaten Cirebon untuk mengurangi persoalan-persoalan sosial di kalangan remaja, khususnya para penyandang kesejahteraan sosial. “Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk menyiapkan generasi bangsa yang berkualitas dan mempunyai daya saing, sesuai dengan amanah Permensos No 08 Tahun 2012 tentang Pedoman Pendataan Masalah Kesejahteraan Sosial dan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial,” tutur Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cirebon ini usai memberikan sambutan pembukaan pelatihan di Balai Desa Lebak Mekar, Kecamatan Greged, kemarin. Ditambahkan, kegiatan pelatihan ini sebagai pembekalan kepada anak muda penyandang kesejahteraan sosial dengan keterampilan, sehingga mereka dapat melangsungkan hidup dengan cara yang positif. “Minimalnya, mereka dapat berwirausaha untuk kepentingan diri sendiri. Syukur-syukur mereka dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru,” imbuhnya. Selain memberikan pelatihan, Dinas Sosial Kabupaten Cirebon pun tengah mengupayakan program bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kementerian Sosial RI untuk bantuan permodalan wirausaha. Sehingga, ada sinkronisasi dengan program pelatihan saat ini. “Kita tengah berusaha agar ada bantuan permodalan, sehingga mereka bisa mengaplikasikan keterampilan yang sudah didapat dari pelatihan ini,” bebernya. Sementara, Kuwu Desa Lebak Mekar Alek Setiawan menyambut baik program yang tengah dilakukan oleh Dinas Sosial Kabupaten Cirebon. Namun, pihaknya ingin dalam pelatihan ini lebih diperbanyak praktik, ketimbang teori. Sehingga, waktu 7 hari ini ideal untuk menciptakan pemuda berketerampilan. “Kalau hanya teori, takut anak jadi bosan dan saban hari terus berkurang jumlah pesertanya. Alhasil, program yang baik, jadi sia-sia,” singkatnya. (jun)  

Tags :
Kategori :

Terkait