KUNINGAN - Kasus penembakan di areal parkir sebuah mini market, Desa Bandorasawetan, Kecamatan Cilimus, memang sudah berlalu lebih dari setahun. Namun hingga kini, kepolisian belum bisa mengungkap motif penembakan apalagi meringkus pelakunya. Dalam kejadian tersebut, Ir Yuzimal Iswan atau akrab disapa Iman (51), penduduk Jalan Delima VI, No 32, RT 03 RW 05, Kelurahan Malaka Sari, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, tewas di RSIA Linggarjati. Mantan Kapolres Kuningan AKBP Joni Iskandar SIK mengakui jika kepolisian masih menyisakan satu Pekerjaan Rumah (PR) yang belum bisa diungkap yakni kasus penembakan tersebut. Berbagai upaya sudah dilakukan penyidik untuk mengungkap kasus tersebut termasuk dengan uji balistik di Puslabfor Polri terhadap selongsong peluru yang digunakan pelaku untuk menembak korbannya. Hasilnya diketahui jika peluru itu dari jenis senjata organiik yang biasa digunakan aparat keamanan. Namun yang belum bisa dipastikan, kata Joni, yakni apakah peluru itu ditembakan pelaku dari senjata organik atau dari senjata rakitan. Penyebabnya, hingga kini senjata yang digunakan belum ditemukan oleh penyidik. “Kami sudah berupaya keras untuk mengungkap kasus penembakan di Bandorasawetan dan meringkus pelakunya. Tapi sampai saat ini belum berhasil. Mungkin di bawah Pak Kapolres yang baru bisa mengungkapnya. Ini PR kepolisian yang harus segera dituntaskan,” papar Joni kepada Radar Kuningan di rumah dinasnya sebelum acara pisah sambut di Hotel Grage, Sabtu (7/5) lalu. Ditanya soal perkembangan kasus tersebut, AKBP Joni mengatakan, sebenarnya banyak kemajuan yang sudah dicapai personelnya. Keterangan dari saksi-saksi dan keluarga korban juga sudah lengkap. Ditambah lagi rekaman CCTV yang ada di minimarket tersebut. Hanya saja ketika akan menangkap pelakunya, polisi kesulitan bukti pendukung lainnya. Sehingga proses pengungkapannya kembali mentah. “Kami juga sudah memanggil ulang istri korban. Keterangannya sangat diperlukan. Begitu juga saksi lainnya yang berada di sekitar TKP, maupun keluarga korban. Cuma saja bukti pendukung berupa jenis senjata yang digunakan pelaku sampai saat ini belum bisa terlacak. Ini menyulitkan penyidik dalam mengungkapnya,” sebut Joni yang kini menduduki jabatan barunya di Mabes Polri. Karena itu, dia berharap penggantinya, AKBP M Syahduddi SIK MSi bisa menuntaskan PR yang ditinggalkannya itu. Joni yakin jika koleganya itu mampu menyelasaikannya. “Saya akui, kasus penembakan itu merupakan PR terbesar saya yang belum bisa diselesaikan. Mudah-mudahan Pak Syahduddi sebagai pengganti saya bisa mengungkap kasus penembakan itu. Sebenarnya penyidik sudah mengumpulkan sejumlah petunjuk. Tapi ya itu tadi, butuh bukti pendukung yang sangat kuat,” ucap dia. Sekadar mengingatkan, peristiwa penembakan berlangsung di pagi hari di depan Alfamart, Jalan Raya Bandorasawetan-Kuningan, Sabtu (7/3) sekitar pukul 07.34 WIB, tahun 2015. Korbannya bernama Ir Yuzimal Iswan atau akrab disapa Iman (51). Korban yang dalam keadaan sekarat akibat luka tembak di bagian dada dan tengkuk itu dilarikan ke RSIA Linggarjati oleh saksi warga dan istri korban. Sayang, setelah berjuang selama dua jam, tim medis rumah sakit RSIA Linggarjati gagal menyelamatkan nyawa pria yang sehari-hari tinggal bersama istrinya di Blok Wage, RT 18/08 No 76, Desa/Kecamatan Cilimus. Dalam peristiwa tersebut, tak ada saksi yang melihat kejadian penembakan. Begitu pun kamera cctv milik Alfamart yang mengarah ke tempat kejadian, sayangnya terhalang mobil boks yang tengah parkir. (ags)
Kasus Penembakan di Mini Market Bandorasa Masih Misterius
Rabu 11-05-2016,16:33 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :