AC Milan, Selangkah Lagi Milik investor China

Jumat 13-05-2016,10:09 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

BEIJING - Isu penjualan AC Milan kepada perusahaan asal Tiongkok semakin kencang terdengar. China Daily baru-baru ini melaporkan adanya negosiasi eksklusif terkait hal tersebut antara sebuah konsorsium asal China dengan Finivest. Meski belum mencapai kesepakatan final, proses negosiasi sejauh ini dikabarkan berjalan lancar. \"Fininvest sudah mencapai sebuah kesepakatan dengan sebuah grup investor asal Tiongkok untuk bernegosiasi dalam jangka waktu tertentu guna membicarakan penjualan saham AC Milan. Kami juga sudah menandatangani memo kesepahaman yang melalui itu negosiasi lebih detail akan dilaksanakan\". Demikian pernyataan resmi Finivest seperti dilansir China Daily. CEO Finivest, Pasquale Cannatelli menjadi pihak yang memutuskan menandatangani memo kesepahaman untuk memulai pembicaraan eksklusif. Sementara pihak konsorsium masih menyembunyikan identitas mereka. Meski demikian, Fininvest yang dikendalikan oleh mantan perdana menteri Italia Silvio Berlusconi sudah menetapkan nilai jual AC Milan yakni sebesar 700 juta Euro. Jumlah itu sudah meliputi beban utang yang dimiliki Milan. Sesuai kesepakatan, periode pembicaraan eksklusif akan berlangsung selama satu bulan. Pada masa itu, kedua belah pihak memiliki hak yang sama untuk menghentikan negosiasi secara sepihak tanpa harus membayar fee. Media di Italia sendiri masih sibuk mencari tahu identitas konsorsium asal China tersebut. Awal bulan ini media melaporkan adanya ketertarikan dari perusahaan China Alibaba untuk membeli AC Milan. Namun pendiri Alibaba, Jack Ma membantah laporan itu. AC Milan juga dikaitkan dengan Baidu, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa internet yang dipimpin oleh Yanhong. Tapi perwakilan Baidu menolak berkomentar terhadap isu tersebut. Terlepas dari berbagai spekulasi itu, ketertarikan perusahaan asal China untuk berinvestasi di Serie A merefleksikan sebuah sikap positif dari China kepada sepak bola Italia. Di Negeri Tirai Bambu itu, Serie A menjadi satu di antara sejumlah liga yang pertama kali disiarkan di China yakni pada tahun 1980. Simon Chadwick, profesor olahraga di Salford Business School di Manchester menilai, alasan investor China lebih tertarik berbisnis di Italia ketimbang di Inggris dipicu karena harga klub Inggris yang jauh lebih mahal dibandingkan harga klub Italia. \"Contohnya, jika Anda tertarik membeli Manchester United, Anda harus membayar 1 miliar Poundsterling, sedangkan untuk harga  untuk membeli AC Milan jauh lebih murah. Padahal, secara global, kedua tim memiliki nama yang sama besarnya,\" ujar Chadwick. (ish)

Tags :
Kategori :

Terkait