Pedagang Pasar Balong Pertanyakan Retribusi Rp4 Ribu/Hari

Selasa 17-05-2016,14:49 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

PEKALIPAN- Selain kekecewaan yang di dapat para pedagang lantaran kurang mendapat keadilan terkait rencana pembangunan revitalisasi Pasar Balong. Nampaknya para pedagang juga mempertanyakan retribusi uang kebersihan Rp6 ribu. Salah satu pedagang SY Rahman uang yang dibayarkan setiap hari itu. Sebab, uang kebersihan itu tidak jelas pemanfaatannya. “Kalau uang kebersihan, harusnya ada yang ngepel, nyapu. Tapi kita yang ngepel sendiri, buang sampah sendiri,” ujar Rahman, kepada Radar, Senin (16/5). Diungkapkannya, selama ini pedagang berusaha menahan diri. Tapi, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Berintan (PB), justru berbuat seenaknya. Apa yang menjadi aspirasi pedagang tidak pernah didengar, sementara Perumda PB terus memaksakan kehendak. “Pedagang tidak pernah diajak bicara. Mereka (Perumda PB) tau-tau bawa investor dan sekarang sudah mulai jual kios,” katanya. Yang disesalkan pedagang, Perumda PB tidak konsisten dengan urusan sewa kontrak kios. Pedagang sudah memperpanjang untuk 20 tahun ke depan, tetapi tiba-tiba Perumda PB membawa investor dan sekarang harga kios melambung tinggi. Kios yang ditempati pedagang saat ini, kata dia, otomatis akan tergusur. Sebab, dalam perencanaan yang sempat dilihat pedagang, lantai dasar tidak digunakan untuk pedagang lama. Area tersebut kabarnya sudah di-booking restoran cepat saji. Kemudian, ada juga tenan kopi internasional yang sudah booking tempat. “Lantai satu hingga empat nanti disewakan ke pedagang pakaian. Yang soal begini ini pedagang tidak diajak bicara,” keluhnya. Pedagang, sambung Rahman, tidak mempersoalkan revitalisasi untuk kemajuan Pasar Balong. Tapi dengan cara yang dipakai Perumda PB, pedagang benar-benar tidak dianggap. “Nggak ada musyarawah dan kejelasan. Jelas saja kalau caranya begitu kami menolak. Ujung-ujungnya kita yang bakal merasa dirugikan,\" ungkapnya. Rahman menambahkan, Perumda PB tidak menghargai pedagang lama. Padahal, para pedagang yang bertahan saat ini seharusnya diberi apresiasi. Ketika Pasar Balong sepi dan tidak ada yang mau sewa kios, pedagang lama tetap bertahan untuk meramaikan aset pemkot tersebut. Pedagang lain, Hj Lilik juga menginginkan agar ke depan Pasar Balong bisa dijadikan Pasar yang lebih nyaman maju dan ramai dari sekarang. Ia mengaku sudah membayar booking fee senilai Rp2 juta di kios blok  C 11 yang akan ditempatinya. \"Keinginan kami. Kami minta ada perhatian dan keadilan bagi kita selaku pedagang lama,\" tandasnya. (via)

Tags :
Kategori :

Terkait