[Perlu Bantuan] Dasinah; Penderita Kanker Kulit, Anak Sampai Putus Sekolah

Selasa 31-05-2016,15:25 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Kanker kulit stadium lanjut menggerogoti kaki Dasinah. Minimnya penanganan medis, membuat kanker menjalar ke bagian tubuh lain. Sudah dua tahun terakhir ibu empat anak tak bisa beraktivitas. Laporan: YUSUF SUEBUDINCirebon DASINAH hanya tergolek di kasur di rumah kontraknya di Kelurahan Pegambiran, Kecamatan Lemahwunguk. Buka tak berupaya, Dasinah sudah mondar-mandir melakukan beragam pengobatan. Namun hasilnya belum seperti yang diharapkan. Dasinah tak menyangka benjolan kecil di kakinya sekitar lima tahun lalu, bisa membuatnya tak bisa berjalan. Saat berobat ke puskesmas, dia diindikasikan terkena diabetes mellitus. Diduga, luka benjolan itu akibat penyakit gula. Dasinah pun mengikuti pengobatan baik medis maupun herbal. Tapi, luka bekas benjolan itu justru tak kunjung sembuh. Radang akibat benjolan juga terus melebar. Keluarga dibantu warga dan Kelurahan Pegambiran, akhirnya merujuk Dasinah ke RSUD Gunung Jati Cirebon. Begitu hasil laboratorium diterima, keluarga shock berat. Mereka tak menyangka Dasinah didiagnosa terkena kanker kulit stadium lanjut. “Awalnya benjolannya pecah, setelah itu lukanya malah semakin membesar,” ujar Aryanti, puteri sulung Dasinah. Tak sanggup menangani Dasinah, ketika itu RSUD Gunung Jati merujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung. Karena Dasinah pasien BPJS Kesehatan, seluruh biaya pengobatan gratis. Tapi, dua tahun terakhir Dasinah tak bisa berjalan. Meski penanganannya gratis, namun keluarga tak sanggup menangani biaya operasional baik perjalanan maupun selama perawatan di Bandung. Admono, suami Dasinah, hanya penarik becak yang penghasilannya tidak tetap. Sementara keempat anaknya harus sekolah. Bahkan, Aryanti yang sempat mengenyam pendidikan di SMKN 2 Kota Cirebon, harus putus sekolah karena tidak ada biaya operasional ke sekolah. “Sekarang saya ikut paket c,” ujar perempuan berkerudung itu. Sudah tiga kali Aryanti membawa ibunya ke RS Hasan Sadikin Bandung. Padatnya jadwal operasi di RS Hasan Sadikin, membuat Dasinah harus lebih sabar menunggu. Ketika itu, operasional selama berobat ke RS Hasan Sadikin mencapai Rp2 juta. Aryanti pun kebingungan mencari uang. Beruntung warga sekitar mau membantu. Meskipun jumlahnya belum dapat dikatakan cukup. Semakin hari, kondisi Dasinah justru menurun. Dokter kembali merujuk untuk dilakukan operasi di RS Hasan Sadikin Bandung. Tapi apa daya, biaya perjalanan lagi-lagi jadi kendala. Ketua RW 12 Sirandu Kelurahan Pegambiran, Kuslila mengaku, warga tidak pernah berhenti membantu dan iuran. Pada keberangkatan pertama ke Bandung, terkumpul dana Rp1,2 juta. Sedangkan keberangkatan kedua terkumpul anggaran Rp2,55 juta. Saat ini, Dasinah tinggal menunggu jadwal pemeriksaan laboratorium. Lurah Pegambiran Dudung Abdul Barry SSos berharap Dasinah bisa segera menjalani operasi. Namun dari hasil hitungan sementara, rupanya biaya yang didapat dari sumbangan warga belum mencukupi. Dengan penderitaan yang dialami Dasinah, dia berharap ada donatur yang berkenan membantu meringankan. (*)  

Tags :
Kategori :

Terkait