MENCARI hilal atau bulan muda selalu menjadi topik yang ramai dibicarakan sebelum awal Ramadan. Perbedaan metode penentuan awal Ramadan antara mengamati hilal atau rukyat dan hisab tak meruncing jika organisasi masyarakat (ormas) besar seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan Persatuan Islam (Persis) menemukan posisi hilal jauh di atas 2 derajat seperti kemarin petang. Semua dengan mudah sepakat bahwa Ramadan dimulai hari ini. Namun, bulan 2 derajat di atas ufuk tidak terjadi setiap tahun. Karena itu, selalu muncul harapan akan adanya metode alternatif yang menjembatani perbedaan dua kriteria tersebut. Ketua PBNU Mohammad Nuh menuturkan sudah berusaha mencari titik temu antara konsep yang digunakan Muhammadiyah dan NU. ”Saya melakukan ketika awal-awal ditunjuk menjadi menteri kominfo,” ujar Nuh. Menurut dia, peluang untuk mempertemukan dua konsep itu memang masih ada. Intinya adalah terbangunnya rasa saling menghormati serta menghargai di antara Muhammadiyah dan NU. Cara membangun rasa hormat dan menghargai itu adalah memperbanyak intensitas pertemuan antar ormas Islam. Nuh mengatakan, hilal muncul setiap bulan, bukan hanya saat awal bulan puasa, penentuan Lebaran, dan penetapan Idul Adha. Nah, dari kondisi itu, Nuh mengatakan bahwa NU dan Muhammadiyah dengan difasilitasi Kemenag duduk bersama untuk mengamati serta menghitung hilal setiap bulan. Hasilnya lantas dirangkum untuk mengetahui seberapa besar jurang perbedaan antara model rukyat dan hisab. “Jadi, bukan dengan petentengan (tegang, red) seperti selama ini,” jelas mantan rektor ITS dan Mendiknas era SBY itu. Nuh mengibaratkan dua konsep tersebut seperti yang ada dalam penetapan anggaran negara. Sistem hisab itu diibaratkan pagu indikatif APBN. Sedangkan sistem rukyat adalah pagu definitif APBN. Jadi, keduanya memang bukan sesuatu yang berbeda, melainkan metode untuk melihat fenomena alam sebagai penentu ibadah yang saling terkait dan bisa dijembatani. Dirjen Bimas Islam Kemenag Machasin mengatakan, memang ada beberapa alternatif metode untuk menentukan awal Ramadan. Misalnya rukyat qobla ghurub atau pengamatan hilal sebelum magrib. Metode itu pernah ramai dibahas, tapi Kemenag sampai saat ini belum mengakui alternatif itu sebagai mekanisme formal pemerintah. Machasin mengatakan, Kemenag sebagai institusi pemerintah tentu harus berhati-hati dalam mengambil kebijakan. Menurut dia, sidang isbat yang digunakan saat ini tidak berarti mengabaikan mekanisme hisab. Namun, sidang isbat juga tidak serta-merta menghapus metode rukyat yang digunakan oleh kelompok NU. AJAK UMAT CINTA ALQURAN Tadi malam, Masjid At Taqwa menggelar salat tarawih perdana. Ratusan jamaah sudah memadati masjid sejak magrib. Salat tarawih perdana dipimpin oleh imam ustad Alimudin Alhafiz. Sebelum salat tarawih berjamaah, Ketua At Taqwa Center, Ahmad Yani, mengajak para jamaah untuk bersyukur bisa memasuki bulan Ramadan. Dia juga mengajak umat berniat untuk mengisi bulan Ramadan agar lebih baik dari tahun sebelumnya. Menurut Yani, dalam Ramadan tahun ini pihaknya menargetkan untuk menghimpun para tahfiz Quran menghafal dan mengamalkan Alquran. Saat ini, Rumah Tahfiz At Taqwa sudah terwujud dengan jumlah santri belajar sebanyak 260 orang. \"Dengan banyaknya masyarakat bergeliat mendekat kepada Alquran, Kota Cirebon yang religius bakal terwujud,\" kata Yani. Dikatakan, bulan Ramadan dijadikan sebagai bulan Alquran. Oleh karena itu, dia mengajak jamaah yang berminat menghafal Quran, untuk masuk dalam program khusus hafiz Quran. \"Direncanakan bulan Juli bisa menghimpun 20 orang, kita akan targetkan dalam 1-2 tahun mereka bisa hafal Quran,\" jelasnya. Selain itu, ia membuka peluang kepada jamaah menjadi orang tua asuh dengan menginvestasikan biaya bagi para santri hafiz Quran. \"Insya Allah ini investasi luar biasa. Kita lelang bagi para jemaah untuk menjadi orang tua asuh, dengan biaya santri tahfiz per orang sekitar Rp1,5 juta,\" katanya. Menurutnya, dengan program tersebut At Taqwa ingin merepresentasikan sebagai sentra religius di Kota Cirebon. (wan/c11/kim/jml/arn)
Mendamba Puasa Bersama Sepanjang Masa
Senin 06-06-2016,09:43 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :