KUNINGAN – Seiring dengan penjaringan bakal calon wakil bupati di tubuh PDIP sekarang ini, Kabupaten Kuningan seolah terbelah tiga kubu. Ini menyusul munculnya tiga kandidat yang dinilai banyak kalangan yang sama-sama memiliki kekuatan cukup besar. Pengamat Sosial Politik, Adi Rahmat Hidayat ST menyebutkan, tiga kubu berdasarkan hasil analisanya. Kubu pertama milik M Ridho Suganda SH atau Edo, putra bungsu dari H Aang Hamid Suganda. Cengkraman kubu satu ini ke bawah yang dinilainya tidak boleh dianggap enteng. “Link ke DPP PDIP pun nampaknya tidak bisa disepelekan begitu saja,” ujar Adi, kepada Radar Kuningan, kemarin (5/6). Kubu berikutnya yaitu pendukung Rana Suparman SSos. Adi menilai, sosok bacawabup yang ini masuk kategori terkuat. Sebab, disamping punya akses ke DPD Jabar, politisi yang masih menjabat ketua DPRD Kuningan itu pun disinyalir mempunyai kedekatan khusus dengan Megawati. Kemudian, kubu ketiga yakni H Ade Petruk SH MH MBA. Nampaknya sosok cawabup ini jadi poros tengah. Ia mendapat dukungan luar biasa dari grassroot. “25 PAC PDIP bulat mendukungnya ditambah sejumlah ormas dan LSM,” kata Adi. Seleksi Cawabup di tubuh partai banteng moncong putih itu, menurut dia, akan berlangsung sangat menarik. Tinjauan secara politis tetap akan diperhitungkan oleh DPP, disamping tinjauan track record kader partai. Pihaknya menilai, dalam pertarungan tersebut Ade Petruk bisa dianggap sebagai kuda hitam. “Kuda hitam ada di Ade Petruk. Tapi konstelasi bisa berubah hingga bisa saja justru Dede Sembada yang malah terpilih, atau Udin Burhanudin. Saya yakin jutaan orang kini sedang menunggu hasil keputusan DPP PDIP,” tukasnya. Terpisah, pengamat lain, Thony Indra Gunawan berpendapat, sosok wakil bupati yang akan mengisi kekosongan jabatan tersebut harus memiliki integritas perjuangan. Sosok tersebut harus bisa berkolaborasi dengan bupati untuk menjawab tantangan, problematika serta kerisauan rakyat. Tidak hanya berkepentingan mengamankan kepentingan politik saja atau hanya kepentingan pribadi ataupun golongannya. “Dengan kondisi ini, kami mendorong kepada Bapak Acep Purnama, harus cermat mengajukan nama calon pendampingnya nanti. Meskipun di internal partai pengusung sedang melakukan penjaringan nama, namun nama yang akan muncul nanti apakah bisa bekerjasama dengan baik dan bisa menjawab PR besar di sisa masa jabatan?,” ucap Thony dengan nada tanya. Pesan selanjutnya, dia menyarankan agar Acep Purnama harus melakukan review terhadap semua langkah yang sudah dilakukan selama hampir setengah masa jabatan. Sudah sejauh mana indikator keberhasilan program menuju pewujudan visi misi Kuningan MAS. Dari situ bisa menjadi dasar pemikiran guna mencetuskan syarat anormatif untuk pendampingnya kelak. “Jika perlu lakukan rekonstruksi terhadap program dan langkah kebijakan guna men-drive menuju Kuningan Mandiri Agamis Sejahtera (MAS) sesuai targetan,” ucap dia. Terakhir dia menitipkan pesan berkaitan potensi peningkatan angka kemiskinan dan pengangguran baru yaitu berasal dari penataan ibu kota negara. Sebab masyarakat Kuningan sangat banyak sebagai masyarakat urban. “Serta pengaruh dampak proyek nasional waduk cileuweung yang mana hampir 90 persen masyarakat terkena dampak adalah petani. Yang nanti setelah direlokasi mereka akan sulit memiliki lahan untuk bertani. Dengan itu akan menimbulkan pengangguran baru berpotensi terhadap peningkatan angka kemiskinan. Tantangan itupun harus bisa terjawab oleh calon pendamping bupati kelak, agar masyarakat juga percaya bahwa pimpinan daerah kita adalah sosok pro rakyat,” pungkasnya. (ded)
Tiga Kubu Perebutkan Kursi Wabup Kuningan
Senin 06-06-2016,11:52 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :